Penelitian di Australia dan Selandia Baru menemukan bahwa parasetamol menjadi penyebab utama gagal hati pada anak-anak. Hal itu terungkap karena muncul beragam kasus seputar overdosis parasetamol pada anak di bawah usia lima tahun. Dalam studi ini, peneliti mengidentifikasi 54 kasus gagal hati pada dua anak di tahun 2002 hingga 2012.
Meskipun hasilnya ditemukan secara keseluruhan jumlah pasien anak yang mengalami kasus kerusakan hati rendah, peneliti tetap menyerukan adanya evaluasi penggunaan parasetamol di kalangan orang tua. Pada umumnya parasetamol tidak membahayakan jika digunakan secara benar, tetapi jika diberi dosis berlebih pastinya bisa berakibat fatal bagi penggunanya, termasuk anak dan dewasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Parasetamol dapat dikatakan berbahaya jika penggunaannya overdosis atau meminum parasetamol terlalu banyak, dan meminum obat tidak sesuai dosis yang dianjurkan. Kunci pertama agar penggunaan parasetamol aman bagi anak adalah ketika orang tua bisa menggunakan obat iitu dengan tepat dosis dan waktu pemberian," tutur prof Gazarian, demikian dikutip dari ABC Australia, Kamis (6/11/2014).
Ia merekomendasikan parasetamol sebaiknya diberikan pada anak yang mengalami demam lebih dari 38,5 celcius (diukur melalui ketiak). Parasetamol juga bisa diberikan ketika anak merasa tidak nyaman akibat demam ditambah sakit kepala dan kondisinya yang terlihat sangat lemah. Dibanding ibuprofen, parasetamol lebih ampuh menurunkan demam si kecil.
"Parasetamol adalah pilihan pertama. Tetapi, Parasetamol akan menyebabkan kerusakan hati bila digunakan secara berlebih. Sementara penggunaan ibuprofen untuk menurunkan demam dapat menyebabkan masalah usus dan kerusakan ginjal pada anak," imbuhnya.
(rdn/rdn)











































