Sebanyak 200 orang di Desa Shufangya, Provinsi Sichuan, menandatangani petisi untuk mengusir bocah yang disebut media dengan nama samaran Kunkun tersebut. Wali dari Kunkun yang merupakan kakeknya sendiri bahkan ikut menandatangani petisi dengan alasan untuk melindungi kesehatan warga desa.
"Warga simpati padanya, dia tak bersalah, dan masih anak-anak. Tapi HIV dan AIDS yang ia bawa terlalu menakutkan untuk kami," ujar Kepala Desa Wang Yishu kepada media People's Daily dan dikutip dari ABC Australia pada Kamis (18/12/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak ada yang mau main (dengan saya -red), Saya main sendiri," ujar Kunkun.
Kasus ini kemudian menimbulkan perbincangan hebat di sosial media populer Tiongkok, Sina Weibo. Banyak orang bertanya mengapa warga bisa begitu dingin terhadap Kunkun yang masih anak-anak.
"Ini karena populasi penduduk Tiongkok tidak mendapatkan pendidikan yang cukup sehingga menimbulkan kebodohan dan panik," tulis salah satu pengguna Weibo.
Komisi Kesehatan Nasional dan Keluarga Berencana Tiongkok mengatakan sampai akhir Oktober 2014 sudah ada sekitar 497 ribu orang yang terinfeksi HIV dihitung sejak tahun 1985.
Diskriminasi terhadap pengidap HIV/AIDS diakui masih menjadi isu di rumah sakit, tempat kerja, dan tempat-tempat lainnya di seluruh negeri. Hal ini dikatakan ahli menghambat usaha untuk mendiagnosa dan mengatasi virus.
(vit/vit)











































