"Anak bisa menyadari dengan cepat jika orang tuanya cemas. Mereka umumnya belum bisa bertindak cepat dan tak tahu harus berbuat apa, sehingga mereka juga ikut cemas," tutur penulis 'Worried All the Time: Overparenting in an Age of Anxiety and How to Stop It', David Anderegg, seperti dikutip dari CNN.
Lama-kelamaan kondisi ini bisa merusak psikis dan mental anak. Bukan tidak mungkin mereka juga akan kelak menjadi cemas berlebihan di kemudian hari. Oleh sebab itu, Anderegg menganjurkan para orang tua untuk berkonsultasi pada ahlinya mengenai kondisi tersebut.
Baca juga: Temperamen Anak Turut Pengaruhi Perilaku Terlalu Lengket pada Ibunya
Psikiatri dari New York-Presbyterian Hospital, Dr Gail Saltz, juga mengatakan demikian. Ia menyebutkan beberapa data menunjukkan ketika orang tua dan anak sama-sama memiliki gangguan kecemasan, perbaikan pada anak tampak terlihat meskipun pengobatan hanya dilakukan pada orang tua. Ini karena kondisi orang tua sangat memengaruhi mental anak.
Meskipun demikian, Saltz menegaskan akan jauh lebih baik jika orang tua dan anak sama-sama diobati. Karena pada dasarnya, orang tua memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mental anak-anaknya di kemudian hari.
Yang tak kalah penting, cobalah untuk bersikap jujur pada anak tentang kondisi kecemasan yang Anda miliki. Jika perlu, ungkapkan juga langkah-langkah apa saja yang sudah Anda lakukan.
"Menunjukkan hal tersebut tak akan membuat Anda tampak lemah. Ini justru membuat anak belajar memahami dan mereka akan lebih berpeluang untuk bisa terhindari dari kondisi tersebut," terang Saltz.
Baca juga: Kenali Hal-hal yang Bikin si Kecil Cemas Sehingga Sulit Jauh dari Ibunya (ajg/vit)