Profesor Widodo mengatakan studi tahun 2010 pada seribu lebih sarjana matematika mengungkap bahwa setidaknya ada tiga alasan yang bisa menjelaskan mengapa matematika dianggap pelajaran 'menakutkan'. Alasan pertama datang dari faktor buku teks, lalu kedua guru di sekolah, dan ketiga dari si anak sendiri.
Di Indonesia buku teks pelajaran matematika yang ada dinilai tampil kurang menarik dengan fisik yang tebal berisikan teori-teori. Seharusnya menurut Prof Widodo buku teks disajikan dengan konteks kehidupan sehari-hari agar seseorang terutama anak bisa merasa terlibat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ayah dan Ibu, Ini Manfaat Stimulasi Matematika untuk Anak
Foto: Thinkstock |
"Ketika murid bertanya sesuatu yang abstrak gurunya tidak tahu terus marah. Gurunya itu tidak terbiasa menggunakan inovasi... Terus guru juga jarang senyum, jadi sudah pelajarannya sulit, nggak menarik lagi," lanjut Prof Widodo.
Faktor terakhir adalah asumsi bahwa matematika itu sulit dari si anak sendiri. Matematika sudah telanjur dianggap sebagai sesuatu yang susah sehingga tertanam dalam pada anak membuatnya malas untuk belajar.
"Dari zaman Belanda dulu, dari embahnya mengatakan kepada si ibu kalau 'matematika itu sulit lho' terus ke anaknya. Kalau dari pikiran udah dianggap sulit ya jadi sulit," pungkas Prof Widodo.
Baca juga: Kepala Terbentur, Penjual Furnitur Ini Mendadak Pintar Matematika
(fds/vit)












































Foto: Thinkstock