Kenali OI, Penyakit Tulang Rapuh yang Bisa Turunkan Kualitas Hidup

Kenali OI, Penyakit Tulang Rapuh yang Bisa Turunkan Kualitas Hidup

- detikHealth
Senin, 18 Nov 2013 17:30 WIB
Kenali OI, Penyakit Tulang Rapuh yang Bisa Turunkan Kualitas Hidup
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Fraktur (patah) tulang kerap dianggap sebagai hal yang sepele. Meskipun sering mengalami patah tulang, apalagi tanpa sebab yang jelas, prinsip 'nanti akan sembuh dengan sendirinya' pun membuat orang enggan memeriksakan dirinya ke dokter.

Padahal, bisa saja tulang yang sering patah diakibatkan karena kondisi tulang yang rapuh akibat kelainan pada kolagen, bahan pembentuk tulang. Kondisi seperti ini disebut Osteogenesis Imperfecta (OI).

"Pada penderita OI, kakinya akan bengkok dan tulangnya pun tipis serta mudah menekan. Sehingga, walaupun tidak ada patah tulang, tapi tulang sangat mudah membengkak karena kurangnya kolagen," jelas Dr Margaret Zacharin dari Royal Children Hospital, Melbourne, Australia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Margaret menambahkan terkait masalah pernapasan, di dada pasien OI akan terasa nyeri, paru-parunya pun tertekan dan terkadang mengakibatkan susah duduk serta gangguan jantung. Bahkan, tulang tengkoraknya pun sangat lunak sehingga menekan batang otak dan mengakibatkan gangguan pernapasan, penglihatan, nyeri kepala, dan kesulitan untuk menggerakkan tubuh.

Kelainan tulang pun terjadi pada rahang sehingga penderita OI akan kesulitan mengunyah, mengalami gangguan pernapasan saat tidur. Pemaparan tersebut diberikan Dr Margaret dalam Temu Media 'Osteogensis Imperfecta' di kantor Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di Jl.Dempo, Matraman, Jakarta Pusat, Senin (18/11/2013).

"Sendi yang sangat lentur pun mengakibatkan mereka sulit berjalan, merasa nyeri di kaki, sulit menulis, mudah jatuh, dan mengalami patah tulang lebih banyak. Hal ini disebabkan karena tingkat kelenturan sendinya sangat tinggi," imbuh Margaret.

Begitu pula kelainan pada tulang telinga mengakibatkan gangguan pendengaran seiring bertambahnya usia. "Pasien akan mengalami penurunan fungsi pendengaran sampai 50 persen setelah berumur 50 tahun," ujarnya.

Nah, Margaret menyebutkan kelainan genetik yang menyebabkan tulang rapuh tersebut bisa diatasi dengan memberi obat bisphosphonate untuk mengurangi nyeri, memperkuat otot, dan membuat tulang lebih mudah meregenerasi tulang yang patah, terutama pada anak-anak.

Pada pasien OI, patah tulang tidak 'dikembalikan' ke posisi awal dengan memakai gips, melainkan perban. Sebab, gips bisa memicu lebih banyak patah di tulang.

"Tata laksana pasien OI harus melibatkan berbagai pihak. Dengan penanganan sedini mungkin, para pasien OI bisa memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan dia bisa beraktivitas dengan normal," tutur Margaret.






(vit/vit)

Berita Terkait