Ahli cuaca, Phillip Eden mengatakan jika tidak ada AC maka teknik yang dapat mengurangi suhu kamar dapat digunakan sebagai pengganti.
"Saya pastikan tirai tertutup pada siang hari untuk menghalangi sinar matahari masuk. Saya membuka tirai pada sisi rumah yang teduh dan menutup tirai di sisi rumah yang terik. Ini berarti memutari rumah pada tengah hari untuk menutup satu sisi dan membuka yang lainnya," kata Eden seperti dikutip dari BBC pada Kamis (18/9/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain membuka jendela, ahli tidur dari Imperial College London, Profesor Mary Morrell mengatakan seprai saat tidur pada cuaca panas juga perlu diperhatikan. Ia menyarankan untuk menggunakan seprai berbahan katun yang dapat menyerap keringat daripada menggunakan seprai berbahan nilon.
Kipas angin juga merupakan solusi yang bagus untuk mereka yang bisa terbiasa dengan suaranya yang lebih bising daripada AC.
"Pilihan lain yang paling masuk akal adalah dengan menggunakan kipas. Ini akan membantu mengalirkan udara di sekitar tubuh Anda dan meningkatkan kemungkinan keringat menguap," kata Morrell.
Berkaitan dengan upaya menurunkan suhu, beberapa orang mungkin melihat mandi dengan air dingin dapat membantu sehingga tidur terasa nyaman. Hal tersebut dikatakan oleh Profesor Kevin Morgan dari Clinical Sleep Research Unit, Loughborough University, tidak bermanfaat.
Mandi dengan air dingin akan menutup pori-pori tubuh sehingga keringat sulit keluar dari tubuh. Karena tubuh sedikit berkeringat, maka suhu tubuh pun nantinya akan semakin cepat meningkat membuat tidur menjadi tidak nyaman.
"Ini akan membuat Anda merasa dingin sejenak dan menutup pori-pori tubuh sehingga Anda akan berkeringat lebih sedikit. Jika Anda memang harus mandi, gunakanlah air hangat," tutup Morgan.
(vta/vta)











































