Para peneliti mengatakan dengan memahami mengapa seseorang mengekspresikan dirinya dengan menangis saat bahagia, studi diharapkan dapat membantu memahami kesehatan mental seseorang lebih jauh.
Pemimpin studi, Oriana Aragon mengatakan sebelumnya ia sangat keherenan mengapa orang mengeluarkan ekspresi negatif saat bahagia. Tapi setelah dirinya melakukan berbagai macam studi memperhatikan ekspresi seseorang ia kini lebih mengerti mengapa orang menangis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Aragon melakukan penelitiannya dengan menjalankan tes pada partisipan untuk menjalani skenario membahagiakan seperti melihat reuni yang mengharukan atau bayi yang lucu. Ia menemukan bahwa individu yang mengeluarkan reaksi negatif terhadap sesuatu positif dapat mengendalikan emosi mereka dengan lebih cepat.
Selain itu peneliti juga menemukan bukti bahwa hal sebaliknya juga berlaku, yaitu berita negatif bisa menimbulkan reaksi positif beberapa orang. Hal ini dapat diperhatikan pada tawa saat seseorang gelisah atau senyum saat seseorang sedih.
"Pengetahuan baru ini meningkatkan pemahaman kita tentang bagaimana orang mengekspresikan dan mengontrol emosi mereka. Hal ini penting karena berkaitan dengan kesehatan mental dan fisik, kualitas hubungan seseorang, serta seberapa baik orang bekerja sama," papar Aragon.
(vit/vit)











































