Di The Children's Hospital daerah Westmead, Sydney, Levi menjalani operasi dan menerima lebih banyak antibiotik. Meski demikian, infeksi masih tetap terus berkembang dan menjalar.
Sang ibu, Teagan, mengatakan bahwa ia sangat ketakutan melihat keadan Levi. "Ini benar-benar sangat menakutkan. Anda berpikir karena ini rumah sakit ada banyak obat-obatan yang dapat terus dicoba. Tapi pihak rumah sakit kemudian kehabisan jenis obat yang dapat digunakan untuk Levi," ujar Teagan seperti dikutip dari ABC Australia, Selasa (25/11/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spesialis Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT) dari The Children Hospital, Dr John Curotta mengatakan infeksi yang dialami oleh Levi adalah jenis infeksi yang resistan terhadap antibiotik. Oleh karena itu, infeksi pun menjadi sulit untuk disembuhkan.
"Kami berusaha dengan menggunakan antibiotik lini pertama, lini kedua, lini ketiga, bahkan sampai lini keempat," ujar Dr Curotta yang pada akhirnya berhasil menyembuhkan Levi dengan menggunakan antibiotik yang kuat.
Levi dikatakan Dr Curotta dengan infeksi seperti yang dialami sebenarnya berkemungkinan meninggal. Jika sembuh Levi bisa saja terserang stroke, lumpuh, dan tuli.
Dr Curotta mengatakan kasus seperti Levi terjadi akibat penyalahgunaan antibiotik yang membuat mikroba semakin kebal. Jika penggunaan antibiotik di seluruh dunia tidak berubah maka kasus seperti Levi akan semakin banyak terjadi.
"Kasus infeksi ini seperti burung kenari di tambang batu bara (sebagai peringatan untuk yang lain -red). Kami bertanya-tanya hal apa saja yang bisa terjadi di masyarakat," tutup Dr Curotta.
(vit/vit)











































