Ada berbagai alasan di balik penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba). Yang kerap jadi alasan adalah untuk melupakan masalah yang dianggap super pelik dan tidak berkesudahan. Padahal masalah itu bukanlah untuk dilupakan, tapi dihadapi dan diselesaikan. Sehingga penggunaan narkoba bukannya menyelesaikan masalah, tapi menambah masalah.
"Namanya masalah bisa diselesaikan, tidak harus dengan mengonsumsi obat-obatan. Efek senang, bahagia, tenang itu hanya sesaat saja. Itu nggak selesain masalah, nambah masalah saja dengan obat-obatan itu. Jadi harus dilatih supaya memiliki coping stress yang tepat," ujar psikolog dari Universitas Tarumanagara, Debora Basaria, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Jumat (23/1/2015).
Masalah fisik juga bisa muncul akibat konsumsi narkoba. Misalnya jadi tidak nafsu makan dan membuat penggunanya jadi berkurang tingkat kesadarannya. Sedangkan dampak kognitifnya, narkoba akan mengganggu sistem otak. Sehingga terjadi ketidakmampuan dalam menangkap dan memproses informasi akibat ada kandungan dalam obat-obatan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, berdampak pula pada kondisi ekonomi. Karena obat-obatan tersebut tidak murah, maka demi mendapatkannya sampai menjual harta bendanya atau berutang pada orang lain. "Relasi dengan keluarga dan teman bisa berantakan. Karena yang ada di otaknya itu gimana cara dapatin obat-obatannya itu," imbuh Debora.
"Berat atau tidak dampaknya tergantung pada lamanya dia memakai. Kalau sudah bertahun-tahun itu akan menjadi sulit. Jadi perlu menyadari bahwa kalau ada orang yang memakai di-cut, jangan sampai dia jadi pecandu. Kan harus direhab secepatnya," sambungnya.
(vit/vit)











































