John Alami Gangguan Jantung Langka Akibat Hisap Ganja 10 Tahun

John Alami Gangguan Jantung Langka Akibat Hisap Ganja 10 Tahun

- detikHealth
Kamis, 05 Feb 2015 12:54 WIB
John Alami Gangguan Jantung Langka Akibat Hisap Ganja 10 Tahun
John O'Brien (Foto: Pribadi)
Salford, Inggris -

Mungkin tak banyak yang tahu bila kecanduan ganja dapat mengakibatkan kematian. Apalagi jika kematiannya ternyata dipicu oleh gangguan jantung akibat bertahun-tahun menghisap ganja. Tapi inilah yang terjadi pada John O'Brien.

Berpuluh tahun lalu, John sempat terlibat dalam sebuah kecelakaan hebat yang menyebabkan pria ini mengalami cedera otak serius. Saking seriusnya, kepribadian John berubah. Ironisnya, kondisi itu justru membuat John kehilangan orang yang ia cintai dan juga pekerjaannya.

John pun terpuruk, sehingga ia terjebak dalam kebiasaan menghisap ganja untuk meredakan stres yang dihadapinya. Dalam sehari ia sanggup menghabiskan ganja hingga 3-4 kali, dan kebiasaan ini berlangsung 10 tahun lamanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun tanpa disangka, ganja yang telah dihisap John selama 10 tahun belakangan itu menyebabkan jantungnya berhenti bekerja. Menurut hasil pemeriksaan tim koroner yang dilakukan pada bulan Desember 2014, kematian John disebabkan oleh kondisi yang disebut dengan 'cannabis cardiotoxicity' atau gangguan jantung yang dipicu oleh kecanduan ganja.

Dalam kasus John ini, ganja yang ia hisap selama ini telah mengakibatkan penurunan tekanan darah masif di tubuh John, yang pada akhirnya menyebabkan kematian pria malang ini. "Kami sangat terkejut ketika diberitahu bahwa ganjalah yang telah membunuhnya. Kami tak pernah mendengar ada kondisi semacam ini," ungkap saudara kembar John, Mark seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (4/2/2015).

Baca juga: Para Dokter Tegaskan Ganja Medis Hanya untuk Anak yang Sakit Parah

Mark semakin menyesali kondisi sang adik karena John justru meninggal di saat ia mulai insyaf dan mengurangi konsumsi ganjanya. "Bahkan tragedi itu terjadi beberapa minggu setelah ia mendaftar ke gym, ia benar-benar bertekad untuk berhenti," lanjutnya.

John dinyatakan meninggal di usia 53 tahun pada bulan September tahun lalu. Namun karena tak mau jatuh korban jiwa lagi, kini dan Mark dan keluarga besar mereka berperan aktif dalam mengkampanyekan bahaya menghisap ganja.

Baca juga: Anak Kanker Diberi Minyak Ganja, Ayah Asal Australia Ini Tuai Kontroversi

Menanggapi kasus ini, David Raynes dari National Drug Prevention Alliance mengatakan kematian akibat 'cannabis cardiotoxicity' sangat jarang terjadi. Kondisi ini diperkeruh dengan kurang luasnya pemahaman masyarakat awam tentang gangguan jantung ini.

Sebuah studi dari Jerman menduga bahwa gangguan jantung karena menghisap ganja sebenarnya bukan semata karena ganja itu sendiri. Bisa jadi si pasien sudah memiliki faktor risiko penyakit jantung, namun tetap nekat mengonsumsi ganja. "Yang pasti risiko serangan jantungnya melonjak hingga lima kali lipat setelah merokok ganja," ungkap peneliti, Dr Benno Hartung dari University of Dusseldorf.

(lil/vit)

Berita Terkait