Wakil Ketua Medis Klinik Estetika dr Yetti N. Affandi, SpKK(K), menjelaskan bahwa sebagian besar produk pemutih bekerja dengan membantu pengelupasan kulit luar yang kusam. Jika digunakan berlebihan maka kulit bisa menjadi lebih sensitif dan hal tersebut tak baik untuk kesehatan.
Baca juga: Jangan Sembarang Pakai Pemutih Kulit, Risikonya Buta dan Kanker
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu warna asli kulit kita, tingkat kecerahannya yang maksimal bisa kita capai sebaiknya seperti itu. Kalau lebih berarti itu sudah over," lanjutnya.
Kulit yang terlalu putih tak baik untuk kesehatan karena akan mudah teriritasi oleh matahari. Kulit bisa jadi mudah merah ketika terkena cahaya matahari karena lapisan kulit terluar tak ada lagi.
Selain itu kulit putih dikatakan oleh dr Yetti sebetulnya tak selalu baik. Lapisan pigmen yang memberi warna pada kulit sebetulnya berfungsi melindungi dari radiasi penyebab kanker. Oleh sebab itu mengapa orang-orang barat yang berkulit putih lebih rentan terserang kanker kulit dibandingkan orang Indonesia.
"Persentase kanker kulit orang Indonesia cukup banyak tapi tidak sebanyak di luar negeri. Pigmen itu sebenarnya berfungsi untuk melindungi dari sinar matahari makanya kulit kita yang coklat ini lebih bertahan," tutup dr Yetti.
Baca juga: Studi: Sering Naik Pesawat Terbang, Risiko Kanker Kulit Meningkat
(fds/vta)











































