Karena kanker langka, tengkorak dan kulit kepala pria ini mengalami kerusakan parah. Kanker ini memang bisa disembuhkan dengan kemoterapi dan terapi radiasi, hanya saja gara-gara prosedur tersebut, ada luka menganga di kepala pria ini. Bahkan otaknya bisa terlihat secara kasat mata.
Di tahun 1992, pria bernama James Boysen ini sebenarnya mendapatkan transplantasi ginjal dan pankreas akibat diabetes yang diidapnya sejak kecil. Hanya saja karena mengonsumsi obat penekan kekebalan selama bertahun-tahun, muncullah risiko penyakit lain, berupa kanker langka yang disebut leiomyosarcoma.
Namun prosedur kemoterapi dan terapi radiasi yang dilakoninya lama-lama merusak kepala James, berikut kedua organ cangkokan miliknya. Menghadapi hal ini, seorang ahli bedah rekonstruksi bernama Dr Jesse Selber mengatakan, "Jika masih ada luka besar seperti itu, kami tak bisa melaksanakan transplantasi."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah disepakati, Dr Jesse beserta tim dari MD Anderson Cancer Center dan Houston Methodist mulai mempersiapkan diri, sembari menunggu donor yang tepat bagi James. Tercatat butuh waktu selama 18 bulan hingga akhirnya donor ini ditemukan.
Seperti dikutip dari Livescience, Rabu (17/6/2015), operasi pun digelar pada bulan Mei lalu. Tak tanggung-tanggung, Dr Jesse dan rekannya, Dr Michael Klebuc memimpin tim bedah yang terdiri atas 50-an staf medis dalam pelaksanaannya.
Dr Jesse menerangkan, dalam prosedur tersebut, James dipasangi graft tengkorak berbentuk seperti topi dengan ukuran 10x10 inci, serta graft kulit kepala selebar 15 inci yang menutupi kening, mahkota kepala dan hampir seluruh bagian atas kepalanya. Graft ini berujung pada satu inci di atas telinga James.
Operasi ini total menghabiskan waktu selama 15 jam. Dr Jesse dan timnya mengakui bahwa kesulitan terletak pada posisi tengkorak yang dekat dengan otak. Namun dengan ketelatenan tingkat tinggi, mereka berhasil mengganti sebagian besar tengkorak James, termasuk menyambungkan suplai darah baru ke cangkokan tersebut.
"Kami harus menghubungkan pembuluh-pembuluh darah kapiler yang tebalnya hanya seperenambelas hingga satu inci saja. Dan kami melakukannya di bawah mikroskop dan jarum jahit yang sangat kecil, tebalnya bahkan hanya separuh tebal rambut manusia," timpal Dr Michael dari Houston Metodist.
Setelah transplantasi tengkorak pertama di dunia itu berhasil dilaksanakan, barulah tim bedah memasangkan ginjal dan pankreas baru untuk James. Berkat kepiawaian Dr Jesse dan timnya, James (55) diperbolehkan pulang ke rumah hanya dalam waktu kurang dari dua minggu pasca operasi.
Baca juga: Transplantasi Tengkorak Pertama Sukses Dilakukan di Texas
Dikutip dari situs MD Anderson Cancer Center, Dr Jesse merupakan seorang pakar di bidang rekonstruksi mikrovaskular dan aktif melakukan penelitian tentang rekonstruksi leher, kepala, payudara, dinding perut, maupun tindakan microsurgery lainnya, serta operasi rekonstruksi yang menggunakan robot.
Sejak tahun 2011, ia juga mengembangkan empat metode operasi rekonstruksi dengan dibantu robot yang telah diakui dunia, sehingga ia seringkali diundang ke luar negeri untuk berbicara tentang temuannya tersebut.
(lll/up)











































