Kesadaran Masyarakat Penting untuk Deteksi Dini Hepatitis C

Jakarta - Hepatitis C bisa diatasi dengan vaksinasi hingga transplantasi hati. Meski kenyataannya pasien sering datang dalam kondisi sudah parah, misalnya sudah sirosis atau kanker hati.

Hal tersebut disampaikan dr Rino A. Gani, SpPD - KGEH selaku ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia (PPHI). Menurut dr Rino, skrining hepatitis C menunjukkan hasil positif terinfeksi pada 5.000-10.000 orang per tahun. Meskipun, terapi pada era BPJS kurang lebih 500 orang per tahun.

"Sehingga, kesadaran akan hepatitis C amat penting, termasuk kesadaran untuk tahu apakah terinfeksi virus, kesadaran akan akses testing, dan kesadaran untuk mencari terapi," tegas dr Rino di kantor Kemenkes, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Rabu (5/8/2015).

Baca juga: Kenali Perbedaan Hepatitis A, B, C, D dan E

Apalagi, lanjut dr Rino, 80-90 persen kasus hepatitis C tidak bergejala sehingga pasien tidak tahu terinfeksi. Nah, kurangnya kesadaran masyarakat tidak hanya membuat hepatitis C telat diketahui. Ada pula pasien meski sudah tahu terinfeksi tapi tidak diobati karena tidak ada gejala. Padahal, saat itu pula kerusakan hati terus terjadi.

"Kesadaran untuk skrining juga penting bagi mereka yang berisiko tinggi. Siapa saja? Mereka yang memiliki tato, tindik, mengonsumsi narkoba suntik, pernah mendapat transfusi darah, ibu hamil, serta ada riwayat keluarga dengan hepatitis C," kata dr Rino.

Ia menambahkan, jika diketahui secara dini, hepatitis C bisa disembuhkan. Apalagi, penanganan hepatitis C pun sudah tercover dalam JKN. "Obat yang tersedia diperoleh gratis lewat BPJS efektivitasnya 75-80 persen. Misalnya diberi ke 100 orang, virus bisa hilang pada 75-80 orang," kata dr Rino.

Baca juga: BPOM Diminta Percepat Proses Penyediaan Obat Hepatitis C Murah

(rdn/vit)