Prof Dr Agnes Kurniawan, SpMK, ahli parasitologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mencontohkan kondisi yang diamatinya di Nusa Tenggara Timur (NTT). Di wilayah tersebut, banyak laki-laki terkena dampak filariasis pada organ vitalnya tersebut.
"Maka muncul ungkapan 'kawin dulu sebelum buah kamu besar'. Akibatnya, di sana banyak kasus kawin muda," kata Prof Agnes, ditemui usai sosialisasi Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga) di Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor, Cibinong, Kamis (13/8/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Filariasis atau penyakit kaki gajah disebabkan oleh 3 jenis cacing filaria, yakni Brugia malayi, Brugia timori, dan Wuchereria bancrofti. Infeksi cacing jenis Wuchereria bancrofti tidak cuma menyebabkan pembengkakan di kaki, melainkan juga pada buah zakar dan payudara.
Dua jenis cacing filaria yang lain yakni Brugia malayi dan Brugia timori biasanya hanya memicu pembengkakan di bawah lutut atau di bawah siku lengan, dan tidak dijumpai pada alat kelamin. Menurut Prof Agnes, jenis cacing yang dijumpai di Bogor, Jawa Barat adalah Wuchereria bancrofti.
Menurut Prof Agnes, filariasis tergolong penyakit zoonosis atau bersumber dari binatang. Penyakit yang ditularkan oleh nyamuk ini dijumpai juga pada monyet, anjing maupun kucing. Jenis cacing filaria yang biasa ditemukan pada monyet adalah Brugia malayi.
Baca juga: Kerugian Negara Akibat Penyakit Kaki Gajah Ditaksir Rp 13 Triliun per Tahun
(up/vit)











































