Jika Sering Alami 5 Hal Ini, Tandanya Anda Sudah Butuh Refreshing

Jika Sering Alami 5 Hal Ini, Tandanya Anda Sudah Butuh Refreshing

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Jumat, 21 Agu 2015 18:00 WIB
Jika Sering Alami 5 Hal Ini, Tandanya Anda Sudah Butuh Refreshing
Foto: thinkstock
Jakarta - Refreshing memang diperlukan agar pikiran tidak stres dan penat. Hanya saja, seringkali seseorang tak menyadari jika dirinya sudah stres berat hingga butuh refreshing.

Untuk itu, tak ada salahnya jika Anda melongok beberapa hal berikut ini yang jika sering dilakukan, bisa jadi mengindikasikan bahwa Anda sudah membutuhkan refreshing, misalnya liburan atau sekadar cuti beberapa hari dari pekerjaan, seperti dikutip detikHealth dari berbagai sumber pada Jumat (21/8/2015).

Baca juga: Cara Melakukan Relaksasi Agar Tak Gampang Uring-uringan dan Stres

1. Masalah kecil menjadi besar

Foto: thinkstock
Paula Davis-Laack, PhD, yang juga penulis 'Addicted to Busy' menuturkan ketika seseorang berada dalam suasana hati rileks dan tidak terlalu stres, mereka akan lebih mudah berpikiran positif. Nah, ketika ada kesalahan kecil yang dilakukan orang lain pun ia akan lebih mudah memaafkan dan memberi kompensasi.

"Namun, jika hal sepele saja sudah membuat dunia Anda seperti kacau balau, sudah saatnya Anda segera mengisi ulang energi. Sebab, kondisi itu menandakan Anda tengah stres berat dan butuh sedikit hiburan," kata Davis-Laack.

2. Teman kerja terus bertanya apakah Anda baik-baik saja

Foto: thinkstock
Jika teman kerja lebih sering melontarkan pertanyaan seperti 'kamu baik-baik saja?' atau 'apa kamu ada masalah?' itu berarti stres yang dirasakan sudah memengaruhi kinerja Anda. Belum lagi, dampak stres yang dialami terhadap pekerjaan juga bisa dirasakan rekan kerja yang lain.

Ahli ketahanan stres Andrew Shatte, PhD sekaligus co-author 'meQuilibrium: 14 Days to Cooler, Calmer, and Happier' mengungkapkan tanda lain rekan kerja bisa merasakan stres yang Anda alami yakni ketika mereka lebih menjaga jarak.

"Hal itu dilakukan karena ada yang berubah pada Anda. Oleh karena itu jika hal tersebut Anda alami, baiknya mabil 1-2 hari untuk setop sejenak memikirkan pekerjaan Anda dan kembali mengisi ulang energi Anda, caranya dengan berlibur atau mengambil cuti," kata Shatte memberi saran.

3. Berubah jadi lebih sinis dengan kantor

Foto: thinkstock
Pekerjaan terasa membosankan, tidak menggairahkan dan menyebalkan? bisa jadi Anda sudah terlalu stres bekerja. Hal ini muncul karena stres yang dialami membuat Anda sulit mengambil sisi positif dari pekerjaan yang dilakukan, demikian diutarakan Davis-Laack.

Menurutnya, rasio 3:1 untuk perasaan menyenangkan banding menjengkelkan kepada kantor masih normal. Namun, jika dirasa lebih banyak hal yang menjengkelkan dari kantor, kemungkinan besar Anda tengah stres berat dengan pekerjaan di kantor. Lagi-lagi, berlibur atau refreshing amat dibutuhkan.

4. Tubuh sering terasa sakit termasuk di daerah perut

Foto: thinkstock
Studi dari University of South Florida tahun 2011 mengungkapkan bahwa stres kronis yang dialami berpengaruh pada mudahnya seseorang mengeluh sakit punggung, sakit kepala, dan juga rasa tidak nyaman di daerah mata. Peneliti mengatakan, ketika seseorang stres, tubuh akan melepaskan zat kimia yang memicu peradangan dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap rasa sakit.

Beberapa orang juga diketahui cenderung memiliki masalah dengan perut dan pencernaan ketika stres. Studi tahun 2010 yang dipublikasikan dalam Journal of Nervous & Mental Disease mengungkapkan bahwa orang dengan gangguan gastrointestinal lebih cenderung mengalami stres kronis.

5. Susah tidur

Foto: thinkstock
Studi dari University of Georgia tahun 2007 menemukan orang-orang yang stres berisiko lebih tinggi mengalami kesulitan tidur dan memiliki kualitas tidur yang rendah. Merasa juga dilaporkan lebih sering mengantuk ketika di kantor.

"Beberapa penelitian meyakini bahwa hormon stres bisa mengganggu siklus tidur. Pasalnya, ketegangan yang terjadi ketika seseorang stres bisa mensabotase tidur Anda," kata Shatte.
Halaman 2 dari 6
Paula Davis-Laack, PhD, yang juga penulis 'Addicted to Busy' menuturkan ketika seseorang berada dalam suasana hati rileks dan tidak terlalu stres, mereka akan lebih mudah berpikiran positif. Nah, ketika ada kesalahan kecil yang dilakukan orang lain pun ia akan lebih mudah memaafkan dan memberi kompensasi.

"Namun, jika hal sepele saja sudah membuat dunia Anda seperti kacau balau, sudah saatnya Anda segera mengisi ulang energi. Sebab, kondisi itu menandakan Anda tengah stres berat dan butuh sedikit hiburan," kata Davis-Laack.

Jika teman kerja lebih sering melontarkan pertanyaan seperti 'kamu baik-baik saja?' atau 'apa kamu ada masalah?' itu berarti stres yang dirasakan sudah memengaruhi kinerja Anda. Belum lagi, dampak stres yang dialami terhadap pekerjaan juga bisa dirasakan rekan kerja yang lain.

Ahli ketahanan stres Andrew Shatte, PhD sekaligus co-author 'meQuilibrium: 14 Days to Cooler, Calmer, and Happier' mengungkapkan tanda lain rekan kerja bisa merasakan stres yang Anda alami yakni ketika mereka lebih menjaga jarak.

"Hal itu dilakukan karena ada yang berubah pada Anda. Oleh karena itu jika hal tersebut Anda alami, baiknya mabil 1-2 hari untuk setop sejenak memikirkan pekerjaan Anda dan kembali mengisi ulang energi Anda, caranya dengan berlibur atau mengambil cuti," kata Shatte memberi saran.

Pekerjaan terasa membosankan, tidak menggairahkan dan menyebalkan? bisa jadi Anda sudah terlalu stres bekerja. Hal ini muncul karena stres yang dialami membuat Anda sulit mengambil sisi positif dari pekerjaan yang dilakukan, demikian diutarakan Davis-Laack.

Menurutnya, rasio 3:1 untuk perasaan menyenangkan banding menjengkelkan kepada kantor masih normal. Namun, jika dirasa lebih banyak hal yang menjengkelkan dari kantor, kemungkinan besar Anda tengah stres berat dengan pekerjaan di kantor. Lagi-lagi, berlibur atau refreshing amat dibutuhkan.

Studi dari University of South Florida tahun 2011 mengungkapkan bahwa stres kronis yang dialami berpengaruh pada mudahnya seseorang mengeluh sakit punggung, sakit kepala, dan juga rasa tidak nyaman di daerah mata. Peneliti mengatakan, ketika seseorang stres, tubuh akan melepaskan zat kimia yang memicu peradangan dan meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap rasa sakit.

Beberapa orang juga diketahui cenderung memiliki masalah dengan perut dan pencernaan ketika stres. Studi tahun 2010 yang dipublikasikan dalam Journal of Nervous & Mental Disease mengungkapkan bahwa orang dengan gangguan gastrointestinal lebih cenderung mengalami stres kronis.

Studi dari University of Georgia tahun 2007 menemukan orang-orang yang stres berisiko lebih tinggi mengalami kesulitan tidur dan memiliki kualitas tidur yang rendah. Merasa juga dilaporkan lebih sering mengantuk ketika di kantor.

"Beberapa penelitian meyakini bahwa hormon stres bisa mengganggu siklus tidur. Pasalnya, ketegangan yang terjadi ketika seseorang stres bisa mensabotase tidur Anda," kata Shatte.

(rdn/up)

Berita Terkait