Bantu Tanggulangi Asap, Tim Pendukung Kesehatan Bertolak ke Riau

Bantu Tanggulangi Asap, Tim Pendukung Kesehatan Bertolak ke Riau

Firdaus Anwar - detikHealth
Jumat, 18 Sep 2015 10:16 WIB
Bantu Tanggulangi Asap, Tim Pendukung Kesehatan Bertolak ke Riau
Menkes melepas tim pendukung kesehatan ke Riau pada Jumat (18/9/2015). Foto: Firdaus Anwar
Jakarta - Tim yang terdiri dari berbagai ahli siap meluncur ke Riau. Mereka diterjunkan untuk membantu menanggulangi dampak kesehatan yang muncul akibat asap di Riau.

Tim bentukan Kemenkes ini berjumlah 15 orang, terdiri dari dokter spesialis paru, spesialis anak, spesialis penyakit dalam, tim penyehatan lingkungan, tim promosi kesehatan, dan tim Pusat Penanggulangan Krisis Kesehatan (PPKK).

Rencananya tim bantuan akan melakukan penilaian kesehatan cepat (Rapid Health Assesment) dengan mengunjungi rumah sakit untuk mengetahui hal-hal apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah itu bantuan logistik berupa paket gizi sebanyak tiga ton, paket obat dasar 0,5 ton, masker, dan tenda pos kesehatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Maksudnya tim ini hanya dukungan. Dokter di sana kan sudah ada, sudah cukup puskesmas yang kita siagakan sampai ke rumah sakit, tempat tidur juga masih banyak," kata Menteri Kesehatan Prof Dr dr Nila Moeloek, SpM(K), setelah melepas tim dukungan di lingkungan Kemenkes, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (18/9/2015).

Menkes melepas tim pendukung kesehatan ke Riau pada Jumat (18/9/2015). Foto: Firdaus Anwar

Baca juga: Hal-hal yang Bisa Dilakukan Ortu untuk Lindungi Anak dari Kabut Asap

Menurut data yang diterima Kemenkes per 17 September ada sekitar 6,3 juta jiwa penduduk Riau yang terpapar asap. Dari jumlah tersebut sebanyak 25.834 ribu orang dilaporkan terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), 2.246 ribu iritasi kulit, 1.656 iritasi mata, dan 538 pneumonia.

"Mudah-mudahan tidak akan terjadi lagi dan kita analisa apa yang bisa kita lakukan ke depannya. Sebelum musim kemarau kita lakukan tindakan preventif agar tidak terjadi kebarakan hutan," tutup Nila. (fds/vit)

Berita Terkait