Penghargaan yang diberikan oleh Annals of Improbable Research ini merupakan semacam parodi dari penghargaan Nobel yang sesungguhnya. Berbagai penelitian unik, yang hampir tidak terbayangkan apa manfaatnya, di ajang ini justru mendapat penghargaan.
Michael L Smith, seorang ilmuwan dari Cornell University merelakan tubuhnya disengat lebah di 25 titik untuk memetakan sensitivitas nyeri. Hasilnya, 3 titik paling nyeri saat disengat lebah adalah lubang hidung, bibir atas, serta batang penis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Penghargaan Ig Nobel di bidang fisiologi tidak diraih Smith sendirian. Ia berbagi tempat dengan Justin Schmidt, ahli etnomologi dari University of Arizona yang merumuskan Schmidt Sting Pain Index, yakni indeks rasa nyeri khusus untuk gigitan tawon, lebah, dan semut.
Sama seperti Smith, Schmidt juga merelakan diri disengat dan digigit 150 spesies serangga. Dikutip dari Telegraph, Sabtu (19/9/2015), eksperimen ini menunjukkan bahwa lebah madu menyengat dengan skor paling rendah yakni level 2, sedangkan sengatan semut peluru paling menyakitkan yakni di level 4.
Penghargaan di bidang kedoktrean diagnostik diraih oleh Dr Hellen Ashdown dari University of Oxford. Ia meneliti akurasi diagnosis radang usus buntu berdasarkan nyeri yang dirasakan pasien saat mobil ambulans ngebut melewati jalan bergelombang. (up/up)












































