Namun dengan peningkatan kesejahteraan masyarakatnya, teriring pula prestasi lain yang tak kalah membanggakan. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013, jumlah kelahiran total atau Total Fertility Rate (TFR) di Sragen berada pada angka 2,25, jauh di bawah angka TFR nasional yang mencapai 2,6 per wanita usia subur.
"Untuk itu saya ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada jajaran pemerintah Kabupaten Sragen karena telah memiliki komitmen yang kuat terhadap program ini," tandas Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, dr Surya Chandra Surapaty, MPH, PhD di Sragen, dan ditulis pada Sabtu (3/10/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bupati Sragen, Agus Fatchurrahman, SH, MH menyampaikan bahwa kiat Sragen untuk menurunkan angka TFR dan juga menambah jumlah pengguna kontrasepsi di wilayah kerjanya sebenarnya tak dapat dilepaskan dari peran kader di lapangan.
"Sosialisasi tentang KB itu kita lakukan secara terus-menerus, dengan mobil keliling. Begitu pun tiap ada kegiatan yang diselenggarakan pemerintah setempat, sosialisasi dan pemberian pelayanan KB juga selalu dihadirkan," ungkapnya ditemui dalam kesempatan yang sama.
Kendati demikian, Agus menyadari masifnya sosialisasi yang dilakukan dari desa ke desa masih dirasa belum cukup untuk menjangkau seluruh masyarakat Sragen. "Kami mengusulkan agar sosialisasi KB dilakukan seperti di jaman Orde Baru, menjadi sebuah gerakan nasional yang terstruktur dan terorganisasi," lanjutnya.
Menurutnya, dengan begini pelaksanaan sosialisai KB akan lebih efektif atau mengena serta lebih terfokus daripada hanya menjadi semacam kegiatan sampingan di kabupaten/kota.
Baca juga: Indonesia Peringati Hari Kontrasepsi Sedunia, Kegiatan Berpusat di Sragen
Pelaksana Tugas Asisten Kesra Setda Jawa Tengah, Taufik Hidayat, SH, MSi memaparkan bahwa ia salut dengan komitmen Sragen untuk menggalakkan KB di wilayahnya. "Saya tahu betul kebutuhan anggaran untuk KB sendiri mencapai 1,3 miliar, tapi APBD-nya cuma Rp 300 jutaan, ini tentu tidak teratasi jika bergerak sendiri," tuturnya.
Namun berkat bantuan dari BKKBN serta pihak yang peduli seperti PT Bayer Indonesia, target Sragen di bidang kependudukan tercapai, bahkan melampaui target nasional.
Taufik menambahkan angka TFR di Jawa Tengah sendiri juga tergolong rendah, yaitu mencapai 2,5 anak per wanita usia subur. Kendati begitu, ia masih menemui banyaknya kepala daerah yang kurang berkomitmen terhadap pelaksanaan program KB.
"Ini salah satu kendala yang kami temukan, komitmen di kabupaten atau kota di Jawa Tengah masih belum maksimal, baik dalam urusan SDM, dana, termasuk manajemennya. Sedangkan di Sragen ini, komitmen dan dukungan pemerintah kabupatennya sangat kuat," tutupnya.
Baca juga: Perayaan Hari Kontrasepsi Sedunia 2015, Momentum untuk Gaungkan KB Kembali (lll/vit)











































