Dr dr Iris Rengganis, SpPD, K-AI, FINASIM, dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menjelaskan bahwa ada tiga faktor penting yang bertanggung jawab terhadap serangan asma yaitu inflamasi, hipersensitif, dan obstruksi. Lebih detailnya pengidap asma punya reaksi hipersensitif terhadap alergen polusi yang kemudian memicu inflamasi pada saluran napas sampai-sampai menyempitkan saluran (obstruksi).
Bagi pengidap asma yang tinggal dengan kondisi udara buruk seperti pada kejadian kabut asap yang menimpa sebagian wilayah Indonesia beberapa waktu lalu, hal tersebut tentu bukan sesuatu yang baik. Ada banyak partikel halus bertebaran di udara yang bisa menjadi alergen sehingga bisa membuat seseorang lebih sering terserang asma.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Dampak Paparan Asap untuk Kesehatan: Batuk Hingga Bikin Kurus
"Kalau asma itu efeknya reversible jadi bisa kita kembalikan segera. Tapi bila dia terus-terusan kena asma nanti ini akan berubah jadi PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis -red) dan kalau sudah PPOK dia nggak bisa dikembalikan lagi," kata dr Iris pada acara seminar 'Dampak Asap Terhadap Kesehatan' di RSCM, Jl Diponegoro, Jakarta Pusat, Kamis (12/11/2015).
"Ada penurunan fungsi paal dari organ tubuh termasuk paru. Jadi dia kalau disuruh tes spirometri mungkin sudah enggak kuat lagi karena napasnya sudah bengik," lanjut dr Iris.
Untuk mencegah hal tersebut agar tak terjadi langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghindari polusi. Kurangi paparan sebisa mungkin sambil menjaga diri dengan mengonsumsi obat-obatan kontrol dan pelaga.
dr Iris menyarankan agar seorang pengidap asma berusaha menjaga obat-obatan terutama obat pelega agar selalu dekat dengannya.
"Obat terbagi dua yaitu pengontrol dan pelega. Obat pengontrol seperti steroid misalnya berfungsi untuk mengurangi inflamasi dan mengontrol gejala dalam jangka waktu lama, sementara obat pelega dapat beraksi secara singkat membuka penyempitan," pungkas dr Iris.
Baca juga: Sempat Pingsan di Sekolah, Esmee Ternyata Meninggal Kena Sakit Paru Langka
(fds/vit)











































