"Saat terjadi infeksi, tapi imunitas kuat, infeksi tadi tidak akan menyebabkan kerusakan pada sel tubuh kita sehingga kita nggak sakit karena sistem imun kita sudah bisa mengatasinya sendiri," tutur dr Nurul Itqiyah Hariadi, MD, FAAP dari Yayasan Orang Tua Peduli.
Sebaliknya, ketika imunitas rendah dan tidak mampu mengatasi kuman yang masuk, maka seseorang akan sakit. Nah, ketika sakit, belum tentu seseorang langsung mendapat antibiotik. Sebab, perlu dipastikan lagi kuman jenis apa yang menginfeksi. Jika memang bakteri, baru dipakailah antibiotik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: WHO: Resistensi Antibiotik Bisa Dicegah
Dalam keseharian, kerap ditemui keluhan seperti batuk, pilek, diare, dan muntah 'dipaksa' ditangani dengan pemberian antibiotik. Padahal, dr Nurul mengatakan batuk pilek adalah cara tubuh melindungi paru-paru dari menumpuknya lendir. Ketika terjadi infeksi saluran napas atas, makin banyak lendir yang memang harus dibatukkan supaya tidak menumpuk di paru-paru.
Menumpuknya lendir di paru-paru bisa menjadi media yang baik bagi bakteri untuk tumbuh. Selain itu, dikatakan dr Nurul muntah dan diare juga menjadi cara tubuh untuk membuang zat beracun dari perut. Secara umum pun, penyebab tersering penyakit dengan gejala batuk pilek, muntah, dan diare tanpa darah adalah virus. Sehingga, tidak diperlukan antibiotik.
"Antibiotik pada dasarnya bisa membunuh makhluk hidup. Nah, bakteri termasuk makhluk hidup karena di luar tubuh, bisa memperbanyak diri. Tapi virus tidak bisa memperbanyak tubuh dan tidak akan bertahan di luar tubuh. Sehingga, yang bisa dibunuh antibiotik adalah bakteri. Pada virus, antibotik tidak berpengaruh apa-apa," tutur dr Nurul.
Baca juga: Pertama Kalinya, WHO Gelar Pekan Peduli Antibiotik Sedunia
(rdn/vit)











































