"Tim kita sudah ambil sample darah, sample dahak, swab tenggorokan ada juga swab dubur. Sample pelengkap termasuk tanah dan air juga dibawa untuk diteliti penyebab pastinya apa," tutur Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenekes, dr HM Subuh, ditemui di Hotel Bidakara, Jl Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin (30/11/2015) malam.
dr Subuh mengatakan sample yang diambil cukup banyak karena penelitian epidemiologi yang dilakukan harus komprehensif. Dengan memiliki sample yang banyak diharapkan penyebab pasti kematian 32 anak dapat diketahui.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, dr Subuh meyakini penyakit bersumber virus merupakan penyebabnya. Terkait virus apa yang menyerang Kabupaten Nduga, ia tak mau berandai-andai dan memilih untuk menunggu hasil lab keluar.
"Kita yakinnya virus cuma virus apa belum tahu. Bisa saja enterovirus yang menyerang pencernaan, retrovirus atau pneumonia. Kita tunggu hasil lab untuk pastinya," ungkapnya lagi.
Baca juga: Selidiki Kematian Balita di Papua, Tim Kemenkes Belum Temukan Outbreak
Sebagai langkah penanganan, tim Kemenkes yang berisi dokter, pakar epidemiologi hingga pakar parasitologi sudah membawa beberapa obat, makanan tambahan dan vaksin. Vaksin yang dibawa merupakan vaksin untuk imunisasi dasar seperti vaksin polio dan campak.
"Obat kita bawa tapi yang paling penting itu pemberian makanan tambahan sama imunisasi. Imunisasi dasar seperti campak dan polio karena di sana cakupannya kan rendah," tambahnya lagi.
dr Subuh juga meragukan klaim yang mengatakan terjadi wabah atau outbreak penyakit. Dari temuan tim Kemenkes, tidak ada kematian massal secara tiba-tiba yang menjadi penanda adanya wabah atau outbreak penyakit.
"Di sana pendataan nggak ada, masyarakat jarang berobat ke puskesmas karena dianggapnya berobat itu kalau sakit sudah parah. Keterangannya simpang siur juga soal berapa korbannya," katanya.
"Ada yang meninggal Juni tahun lalu, ada yang meninggal 4 bulan lalu, ada yang bilang meninggalnya Oktober. Makanya masih kita cari tahu. Jadi bukan outbreak dan nggak ada tiba-tiba mati banyak anak dalam waktu singkat," tutupnya.
Baca juga: Kematian Misterius Puluhan Orang Juga Pernah Terjadi di Yahukimo Papua (mrs/up)











































