Faktor eksternal disebut peneliti senior dari Montreal Mental Health University Institute, Sonia Lupien, bisa berpengaruh pada tingkat kortisol dalam tubuh. Namun di luar itu menurutnya Facebook juga bisa punya keterlibatan dalam meningkatkan hormon.
Sonia membuktikannya dengan melakukan studi pada 88 remaja berusia 12 sampai 17 tahun. Mereka disurvei tentang penggunaan Facebook, banyaknya jumlah teman, pola perilaku teman yang 'sombong' dan pola perilaku teman yang mendukung. Setelah itu peneliti mengukur tingkat kortisol partisipan empat kali dalam sehari selama tiga hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hasilnya ditemukan mereka yang punya teman lebih dari 300 rata-rata memiliki tingkat kortisol yang lebih tinggi. Disebut Sonia dalam laporannya di jurnal Psychoneuroendocrinology bahwa tingkat kortisol tinggi ini berisiko membuat seseorang rentan terkena depresi di kemudian hari.
"Kami mampu menunjukkan bahwa memiliki lebih dari 300 teman di Facebook membuat remaja memiliki tingkat kortisol yang tinggi. Bisa kita bayangkan mereka yang punya 1.000 atau 2.000 teman bisa jadi mengalami stres yang lebih besar," kata Sonia seperti dikutip dari Reuters pada Selasa (1/12/2015).
Wenhong Chen dari departemen sosiologi University of Texas mengomentari studi dan mengatakan karena yang diteliti adalah penggunaan Facebook, maka kondisi serupa mungkin tak bisa diterapkan pada media sosial yang lain.
Chen lalu menambahkan bahwa efek mungkin juga tak bisa digeneralisasikan untuk kelompok usia lainnya.
Baca juga: Remaja Susah Gaul dan Orang-orang yang Rentan Jadi 'Pecandu' Internet (fds/up)











































