Uji antiviral yang dilakukan oleh dr Reni Herman, M.Biomed ini menunjukkan bahwa kandungan kurkumin bekerja pada keempat serotipe DENV (virus dengye), yakni virus penyebab DBD. Dengan mengikat protein selubung, kurkumin mampu menghambat infeksi dan replikasi virus dengue.
Dalam penelitian untuk meraih gelar doktor di bidang biomedik tersebut, dr Reni juga membuktikan keampuhan kurkumin dalam menghambat sitokin yang merupakan mediator inflamasi. Peningkatan sitokin biasanya ditemukan pada infeksi virus dengue dengan derajat berat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Efektivitas kurkumin dalam menghambat infeksi dan replikasi virus dilakukan secara in vitro dengan menggunakan sel mamalia. Penggunaan empat serotipe virus dilakukan sesuai pedoman organisasi kesehatan dunia (WHO) bahwa antiviral untuk virus dengue harus aktif terhadap semua serotipe.
Di tengah tingginya kasus demam berdarah dengue di Indonesia, penelitian seperti ini memberikan harapan bagi penanganan yang lebih baik di masa mendatang. Terlebih, kurkumin terkandung juga dalam bahan alam seperti kunyit dan temulawak yang produksinya berlimpah.
"Perlu kajian yang lebih mendalam terkait dengan manfaat kurkumin untuk infeksi DENV, terutama menggunakan uji in vivo, baik untuk efek antiviral maupun antiinflamasi," kata dr Reni, dalam sidang promosi doktoral di FKUI, Selasa (12/1/2016).
Baca juga: Peneliti FKUI: Vaksin DBD dalam Tahap Akhir Penelitian (up/vit)











































