Penyakit Lyme atau Lyme disease selama ini diketahui disebabkan oleh Borrelia burgdorferi dan ditularkan melalui gigitan kutu. Namun penelitian gabungan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Mayo Clinic dan petugas kesehatan negara bagian Minnesota, Wisconsin dan North Dakota menemukan adanya bakteri baru yang juga menyebabkan penyakit Lyme.
Dalam rilisnya, CDC mengatakan bakteri bernama Borrelia mayonii ini menyebabkan keparahan penyakit Lyme meningkat. Demam, sakit kepala, ruam kulit, nyeri leher dan nyeri sendi merupakah gejala penyakit Lyme yang disebabkan oleh Borrelia burgdorferi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan pada Borrelia mayonii, gejala lain seperti mual, muntah-muntah dan ruam kulit juga dirasakan oleh pasien. Bahkan konsentrasi bakteri juga ditemukan lebih tinggi pada darah, yang dikhawatirkan membuat penanganan penyakit menjadi lambat.
eannine Petersen, pakar mikrobiologis dari CDC,mengatakan bahwa besar kemungkinan bakteri ini adalah organisme baru yang muncul akibat adanya mutasi dari organisme sebelumnya. Sebabnya, bakteri ini tidak ditemukan dalam sampel darah pasien Lyme lainnya.
"Bakteri ini kami temukan dalam 6 pasien penyakit Lyme. Memang masih sedikit namun kami membutuhkan lebih banyak pasien untuk mengetahui perbedaan lain penyakit Lyme yang disebabkan oleh bakteri ini," tutur Petersen, dikutip dari Reuters, Selasa (9/2/2016).
Saat ini bakteri Borrelia mayonii hanya ditemukan di negara bagian Minnesota, Wisconsin dan North Dakota. Data CDC mengatakan kurang lebih 300.000 orang terserang penyakit ini setiap tahunnya.
Demam, sakit kepala, mudah lelah dan ruam di sekujur tubuh merupakan gejala umum penyakit ini. Jika tak segera ditangani, penyakit Lyme dapat menyebabkan kerusakan sendi, jantung hingga sistem saraf. Pada beberapa kasus, terjadi pembengkakam di sendi dan lutut.
Baca juga: Sakit Lyme, Avril Lavigne: Aku Pikir Aku Akan Mati
(mrs/vit)











































