Salah satu isu yang ada adalah penggunaan statin disebut dapat menyebabkan penurunan fungsi kognitif otak dan hati. Menanggapi hal tersebut Direktur Umum RS Pusat Otak Nasional dr Mursyid Bustami, SpS(K), mengatakan bahwa sebetulnya isu-isu tersebut tak perlu terlalu dikhawatirkan.
"Saya sebutkan bahwa obat itu ada efek baiknya dan buruknya itu harus kita akui. Untuk efek samping tadi ada isu kalau sekian lama memakai statin disebut akan menaikkan gula darah, mengganggu fungsi hati, kemudian ada disfungsi ereksi, terus juga gangguan memori. Kesemuanya itu menjadi catatan tapi kita juga harus lihat manfaat dari obat ini," kata dr Mursyid dalam seminar media di Restoran Bebek Bengil, Jakarta Pusat, Selasa (1/3/2016).
Untuk hampir semua isu dampak negatif yang disebutkan sudah ada penelitian meta analisis yang membantahnya. Sebagai contoh untuk isu statin membuat penurunan fungsi kognitif, dr Mursyid menyebut pada tahun 2013 peneliti bernama Swiger telah melakukan studi literatur dengan mengumpulkan data dari 8 studi besar dan tak menemukan bukti kuat.
Baca juga: Demi Turunkan Kolesterol, Pilih Minum Obat atau Pantangan Makanan?
"Laporan efek samping itu ada tapi akan segera berhenti dalam tiga minggu, tidak ada gejala permanen. Kenapa ini kemudian jadi isu mungkin karena ada satu pasien yang didapat lalu terus digeneralisir," ungkap dr Mursyid.
Kepada masyarakat dr Mursyid menegaskan tak perlu takut untuk mengonsumsi statin rutin. Dokter juga sebelumnya tentu akan melakukan pengawasan dan kontrol agar manfaat dari obat bisa diperoleh maksimal.
Bila ada pasien yang enggan memakai statin karena termakan isu-isu tersebut, maka dampak negatifnya malah bisa jadi lebih besar.
"Manfaat statin untuk mencegah penyakit jantung dan stroke itu sudah enggak diragukan lagi, jadi manfaat dari statin jauh lebih baik dari negatifnya. Bahkan efek samping itu bisa dibilang isu yang bisa diabaikan lah," pungkas dr Mursyid.
Baca juga: Stroke & Hipertensi Gampang Dicegah Asal Doyan Makan Pisang
(fds/up)
