Prof Barry Marshall, ilmuwan peraih Nobel kedokteran yang mengidentifikasi H.pylori sebagai penyebab tukak lambung mengakui tidak semua orang akan menjadi sakit saat terinfeksi bakteri tersebut. Beberapa di antaranya bahkan tidak mengalami gejala apapun.
Ditemui usai memberikan kuliah umum di Lembaga Biologi Molekuler Eijkman baru-baru ini, Prof Marshall menyebut ada beberapa faktor yang berpengaruh pada perbedaan tersebut. Salah satunya adalah peka atau tidaknya seseorang terhadap infeksi bakteri tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Infeksi H.pylori Bisa Picu Kanker, Tapi di Indonesia Dampaknya Lebih Ringan
Faktor berikutnya adalah diet atau pilihan menu makan. Prof Marshall menjelaskan, diet tinggi protein dan rendah protein membuat kerentanan terhadap tukak lambung pada tiap orang berbeda-beda. Tukak lambung lebih jarang terjadi pada diet tinggi protein.
Selain itu, perbedaan strain atau jenis H.pylori juga membuat sebagian orang bisa terkena tukak maupun kanker lambung dan sebagian lagi tetap sehat. H.pylori yang memicu penyakit, menurut Prof Marshall melepaskan racun yang diproduksi oleh Citotoxin Associated Gene-A (CagA).
"Jika kamu rentan dan punya bakteri dengan racun CagA, maka itu bisa berbahaya. Kamu bisa mengalami tukak lambung, atau bahkan kanker bertahun-tahun kemudian," jelas Prof Marshall.
Selengkapnya, penjelasan Prof Marshall bisa disimak dalam video berikut ini:
Baca juga: Mengenal Helicobacter pylori, Bakteri Penyebab Tukak dan Kanker Lambung (up/ajg)











































