Prof Dr dr Sidartawan Soegondo, Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, mengatakan diagnosis pra-diabetes tidak selalu berarti akan mengidap diabetes di kemudian hari. Dengan merubah gaya hidup, risiko terserang diabetes bisa dihindari.
"Pra-diabetes itu kan diagnosis berdasarkan kumpulan faktor. Misalnya, berat badan berlebih, lingkar perut besar dan punya keturunan diabetes. Dengan merubah gaya hidup, melakukan aktivitas fisik dan atur pola makan, bisa kok terhindar dari diabetes," tutur Prof Sidartawan, dalam temu media di Hotel Bidakara, Jl Gatot Subroto, Pancoran, Jakarta Selatan, seperti ditulis pada Rabu (6/4/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prof Sidartawan mengatakan perubahan gaya hidup yang dilakukan tidak perlu ekstrem. Seseorang bisa menghindari risiko diabetes dengan melakukan dua hal, yakni melakukan aktivitas fisik dan mengatur pola makan.
Untuk aktivitas fisik, frekuensi yang dianjurkan adalah 30 menit per hari, 5 hari per minggu. Tak perlu melakukan olahraga berat, olahraga ringan seperti jalan cepat dan jogging dikatakan Prof Sidartawan sudah cukup membantu.
"Kalau olahraga kan banyak, nanti dia olahraganya main catur atau main komputer. Makanya saya bilang aktivitas fisik, dengan jalan kaki saja sudah bisa kok," urainya.
Sementara untuk pola makan, ia mengatakan tidak usah muluk-muluk. Memang benar pasien diabetes sebaiknya menghindari makanan dengan karbohidrat dan gula yang tinggi. Namun yang paling penting adalah menjaga porsi makan agar tidak berlebihan.
"Kalau makan nasi merah atau tidak pakai pemanis, tapi makan dan minumnya nambah, ya sama saja. Makanya ke pasien saya bilang, harus bisa menahan diri untuk makan apapun boleh, asal secukupnya dan tidak nambah," tandasnya lagi.
Baca juga: Baru Periksa ke Dokter Setelah Muncul Gejala Diabetes? Ini Daftar Kerugiannya
(mrs/up)











































