Studi: Berat Lahir Rendah Bisa Sebabkan Seseorang Kelak Sulit Dapat Jodoh

Studi: Berat Lahir Rendah Bisa Sebabkan Seseorang Kelak Sulit Dapat Jodoh

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Rabu, 25 Mei 2016 12:10 WIB
Studi: Berat Lahir Rendah Bisa Sebabkan Seseorang Kelak Sulit Dapat Jodoh
Foto: Thinkstock
Ontario - Kelahiran prematur memang terjadi secara spontan dan tidak diketahui penyebabnya. Namun anak yang lahir prematur akan dihadapkan pada masa depan yang 'menantang'.

Sebuah studi yang dilakukan McMaster University, Ontario diklaim sebagai yang pertama mengungkap masa depan yang dihadapi anak-anak dengan berat lahir rendah.

Untuk keperluan studi ini, peneliti mengamati gaya hidup 100 orang dewasa berumur 29-36 tahun yang lahir dengan bobot sangat rendah, yaitu kurang dari 1 kg. Sebagai pembanding, peneliti melibatkan 89 partisipan lain yang berat lahirnya normal atau di atas 2,5 kg.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasilnya, sebagian besar partisipan yang lahir prematur cenderung menganggur atau sulit mendapatkan pekerjaan, memiliki penghasilan yang rendah, dan yang tak kalah penting sering mengeluhkan kondisi kesehatannya.

Bahkan peneliti sampai pada kesimpulan, seseorang dengan berat lahir rendah seringkali melajang, tidak mempunyai kehidupan seksual yang aktif dan memiliki sedikit anak. Padahal peneliti menemukan kedua kelompok sama-sama mempunyai tingkat pendidikan yang setara.

Baca juga: Studi: Anak yang Lahir Prematur Harus Dapat Perlakuan Khusus di Sekolah

Peneliti menduga ini ada kaitannya dengan gangguan saraf yang biasanya terjadi pada kelahiran prematur, yang kemudian memicu kondisi seperti cerebral palsy dan kebutaan.

Selain itu, anak yang lahir prematur memang cenderung mempunyai kepribadian yang tertutup ketimbang yang lahir normal. "Kita tahu dunia kerja ini sangat kompetitif. Dari studi-studi sebelumnya juga terungkap, seseorang yang lahir dengan bobot rendah cenderung pemalu, kurang tegas dan sulit bersosialisasi, jadi ini ikut berpengaruh," jelas peneliti, Dr Saroj Saigal.

Belum lagi, lanjut Saigal, mereka kerap dilaporkan mengalami berbagai gangguan kesehatan mental seperti ansietas atau kecemasan dan depresi yang semakin menyulitkan mereka untuk hidup stabil.

"Tapi dari studi ini, kelak kita bisa mengantisipasi persoalan apa saja yang mungkin mereka hadapi dan bagaimana memberikan dukungan kepada mereka agar masa depan mereka menjadi lebih baik," tutup Saigal seperti dilaporkan CBS News.

Baca juga: Bayi Juga Berisiko Lahir Prematur Jika Ayahnya Depresi (lll/vit)

Berita Terkait