Polusi Asap Jadi Faktor Risiko Terbesar Kanker Nasofaring

Polusi Asap Jadi Faktor Risiko Terbesar Kanker Nasofaring

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Rabu, 25 Mei 2016 15:35 WIB
Polusi Asap Jadi Faktor Risiko Terbesar Kanker Nasofaring
Foto: thinkstock
Jakarta - Kanker nasofaring merupakan penyakit kanker pembunuh nomor 4 di Indonesia. Tingginya angka polusi asap ditengarai merupakan salah satu faktor penyebab kanker nasofaring sangat berbahaya.

Dr dr Cita Herawati, SpTHT-KL, dari RS Kanker Dharmais mengatakan penyebab utama terjadinya kanker nasofaring adala virus Epstein-Barr (EBV). Virus ini sebenarnya cukup umum dan dimiliki oleh kurang lebih 95 persen penduduk dunia.

Ditambahkan dr Cita, virus ini senang berdiam di bagian nasofaring, organ tubuh yang berada di belakang hidung dan atas tenggorok. Lebih dari 85 persen masyarakat tidak mengalami gejala apapun ketika virus ini menginfeksi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Kenali, 7 Gejala Kanker Nasofaring

"Tapi pada orang Asia ras mongoloid, 5 sampai 15 persen bermutasi menjadi sel kanker. Akhirnya sel ini menyerang nasofaring dan disebut sebagai kanker nasofaring atau karsinoma nasofaring (KNF)," urai dr Cita, dalam temu media Sahid Sahirman Memorial Hospital, di Grand Sahid Jaya, Rabu (25/5/2016).

Polusi asap disebut sebagai faktor risiko terbesar karena virus Epstein-Barr rentan menjadi aktif jika pengidapnya terpapar polusi. Selain melemahkan sistem daya tahan tubuh, polusi asap juga membuat kerja nasofaring menjadi lebih berat.

"Kalau ada asap terhirup yang menyaring adalah pertama hidung dan kedua nasofaring, untuk memastikan udara yang masuk ke paru-paru bersih. Jika paparan asap tinggi maka kerja nasofaring akan lebih berat. EBV-nya sudah hilang, datang lagi, hilang datang lagi, lama-lama menetap dan akhirnya menyebabkan mutasi sel dan berkembang jadi kanker nasofaring," tuturnya lagi.

Berdasarkan penelitian, pria lebih berisiko terserang kanker nasofaring. Hal ini terjadi karena beberapa sebab. Pertama, pria lebih sering beraktivitas di luar rumah. Kedua, prevalensi perokok juga lebih tinggi pada pria.

Namun hal itu bukan berarti wanita bebas dari risiko kanker nasofaring. dr Cita mengatakan wanita, terutama ibu rumah tangga di desa, rentan terserang kanker nasofaring akibat polusi asap dari kayu bakar.

Selain itu, polusi asap yang berasal dari dupa atau obat nyamuk bakar juga bisa meningkatkan risiko terserang kanker nasofaring. Maka dari itu, dr Cita mengatakan hindari polusi asap jika tak ingin terserang kanker nasofaring.

"Kalau masih masak pakai kayu bakar sebaiknya diganti dengan kompor gas. Selain jika sering beraktivitas di luar ruangan yang banyak polusi asap kendaraan jangan lupa gunakan masker," tuturnya.

Baca juga: Waspada, Pilek Menahun Tak Kunjung Sembuh Bisa Jadi Gejala Kanker Nasofaring (mrs/vit)

Berita Terkait