Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI, drg Untung Suseno Sutarjo, MKes mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah lansia terbesar di dunia. Hal ini merupakan dampak dari meningkatnya kualitas dan standar pelayanan kesehatan di masyarakat.
"Usia harapan hidup di Indonesia meningkat dari 68,6 tahun di 2004 menjadi 70,8 tahun di 2015. Pada tahun 2035 diperkirakan meningkat lagi menjadi 72,2 tahun," tutur drg Untung, dalam temu media Hari Lanjut Usia Nasional di Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (26/5/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan drg Untung, bertambahnya jumlah lansia ini bisa berefek positif jika lansia dalam keadaan sehat. Namun jika dalam keadaan sakit, maka potensi kerugian negara dari pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) juga akan meningkat.
"Beban biaya JKN paling besar kan berasal dari penyakit tidak menular seperti cuci darah, stroke, jantung hingga hipertensi. Kalau lansianya banyak tapi sakit malah akan menambah beban bukan hanya negara, tapi keluarga juga," tuturnya.
Oleh karena itu, Ketua Persatuan Gerontologi Medik Indonesia (PERGEMI), Prof Siti Setiadi, SpPD-KGer, mengatakan pencegahan harus dimulai dari sekarang. Angkatan usia produktif saat ini sudah harus melakukan gaya hidup sehat agar tidak terserang penyakit tidak menular ketika tua.
Ia bahkan menyebut lansia yang sehat merupakan investasi. Karena manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh diri sendiri, namun juga keluarga.
"Kalau lansianya sehat kan enak, apa-apa dia bisa sendiri, tidak bergantung pada orang lain, tidak harus mengeluarkan biaya untuk berobat. Makanya supaya ketika lansia sehat harus dilakukan dari sekarang," tuturnya.
Baca juga: Aerobik Seperti Ini Tak Disarankan untuk yang Berusia 50 Tahun ke Atas (mrs/up)











































