Dikutip dari detikHot, Oon 'Project Pop' sudah 16 tahun bertarung melawan diabetes. Meskipun sempat mengalami peningkatan kondisi, belakangan kondisinya memang sempat drop dan tubuhnya terlihat sangat kurus.
detikHealth pun merangkum beberapa fakta soal diabetes melitus, termasuk mengapa penyakit ini berbahaya, apa yang menyebabkan seseorang terlihat kurus saat didiagnosis diabetes dan bagaimana penanganannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Video tentang Oon bisa disimak di video berikut ini:
1. Ada dua tipe diabetes
|
Foto: thinkstock
|
Diabetes tipe 1 merupakan penyakit akibat kelainan bawaan, di mana organ pankreas seseorang tidak bisa memproduksi insulin sejak lahir. Akibatnya, pasien diabetes tipe 1 harus menggunakan pompa insulin agar kebutuhan insulin tercukupi.
Sementara diabetes tipe 2 adalah penyakit diabetes yang menyerang karena gaya hidup. Ada dua penyebab diabetes tipe 2, yakni organ pankreas mengalami penurunan produksi insulin atau resistensi insulin, di mana insulin yang diproduksi sudah tidak bisa bekerja dengan baik.
2. Mengapa pasien diabetes kurus?
|
Foto: thinkstock
|
"Pada pasien diabetes, kan ada gangguan di insulinnya. Sehingga, gula nggak bisa masuk ke sel. Padahal, sel kan butuh energi untuk tetap hidup. Akhirnya, karena gula nggak bisa dipakai, sumber energi diambil dari lemak," tutur Ketua Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), Prof Dr dr Ahmad Rudjianto SpPD-KEMD kepada detikHealth.
Oleh karena itu, lemak yang ada dalam tubuh lantas berkurang hingga tubuh seseorang pun makin kurus.
3. Risiko kematian karena diabetes
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
WHO memperkirakan diabetes akan menjadi penyebab kematian nomor 7 tertinggi di dunia pada tahun 2030. Diabetes juga diketahui lebih rentan terjadi di negara miskin dan negara berkembang.
Salah satu penyebab utama kematian karena diabetes adalah terlambat mendapat penanganan. Hanya 1 dari 3 orang yang mengidap diabetes tahu kondisinya dan mendapat penanganan.
4. Komplikasi yang Mengintai
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Mengutip data dari RS di Indonesia yang memiliki divisi endrokinologi tahun 2012, Ketua Divisi Metabolik Endokrinologi, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia/RS Cipto Mangunkusumo, Dr dr Em Yunir SpPD-KEMD menyebut komplikasi diabetes yang paling banyak terjadi adalah komplikasi saraf di kaki dengan jumlah 59,1 persen; disfungsi ereksi 32,4 persen; komplikasi mata 29 persen; jantung 22,8 persen; dan gangguan ginjal 14,5 persen.
"Proses komplikasi ini tidak terjadi satu-satu, tapi berbarengan. Komplikasi bisa terjadi karena ada kerusakan di fungsi organ-organ tersebut, misalnya pada ginjal," kata dr Yunir.
5. Cegah dengan olahraga dan atur makan
|
Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Jangan malas juga untuk melakukan pemeriksaan darah, apalagi jika anggota keluarga ada yang mengidap diabetes. Jika lingkar perut di atas 90 cm bagi pria dan 80 cm bagi wanita serta sudah berusia di atas 30 tahun harus rutin memeriksakan gula darah, minimal 2 kali dalam setahun.
Pemeriksaan rutin membantu menemukan diabetes lebih cepat yang membuat penyakit sulit berkembang menjadi parah.
Halaman 2 dari 6











































