Di Indonesia demam keong sendiri masih ada dan mengancam namun diakui oleh Menteri Kesehatan Profesor Dr dr Nila Moeloek, SpM (K), kurang terekspos. Menurut Nila schistosomiasis sudah sejak lama diteliti namun masih menjadi momok bagi sebagian masyarakat.
"Itu penyakit dari zaman saya masih mahasiswa sampai banyak yang jadi doktor gara-gara meneliti keong dan penyakit itu. Tapi sampai sekarang masih ada," kata Nila beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkaitan dengan hal tersebut para peneliti dari Stanford University, Amerika Serikat, mencoba melawan schistosomiasis ini dengan bantuan udang air tawar. Percobaan dilakukan sebagai langkah pencegahan untuk menurunkan angka kasus meski sebetulnya sudah ada obat yang efektif.
"Sebenarnya ada terapi obat yang bekerja dengan baik, 98 sampai 99 persen efektif menghilangkan cacing dari tubuh. Sayangnya obat ini tidak punya efek permanen sehingga ketika orang-orang ini kembali ke air besoknya, terutama mereka di daerah kumuh tanpa air bersih, bisa terinfeksi kembali," ungkap salah satu peneliti Dr Susanne Sokolow seperti dikutip dari BBC, Sabtu (14/1/2017).
"Kami mencoba menempatkan udang sebagai predator alami keong penyebar parasit ini. Dan ketika populasi udang dikenalkan transmisi parasit ke manusia berkurang karena udang secara rakus memangsa keong," lanjut Dr Susanne.
Eksperimen yang dilakukan di wilayah endemis Senegal, Afrika, menunjukkan hasil positif. Udang selain bermanfaat untuk mengendalikan populasi keong dapat juga diternakkan dan aman dikonsumsi karena parasit Schistosoma tidak dapat menginfeksi manusia lewat udang.
Baca juga: Kedutan Sepanjang Hari, Tak Tahunya Ada Cacing Parasit Bersarang di Otak
(fds/vit)











































