Rabu, 14 Jun 2017 16:32 WIB
Bagi Remaja Ini, Selfie Kece Bisa Picu Serangan Epilepsi

Jakarta - Remaja mana yang tidak suka selfie? Rasanya tidak ada yang tidak suka, kecuali yang satu ini. Ia adalah pengidap 'selfie-epilepsy'.
Bagi remaja asal Kanada ini, selfie cantik bisa memicu gelombang otak yang tidak diharapkan. Efeknya, ia akan mengalami serangan kejang-kejang. Kasusnya dilaporkan di jurnal ilmiah Seizure.
Adanya gelombang otak yang tidak normal ketika selfie, terkonfirmasi melalui pemeriksaan electroencephalogram (EEG). Remaja yang tidak disebut namanya ini sampai harus menjalani pemindaian selama tiga hari di laboratorium.
Walaupun tidak mengalami kejang ketika diperiksa di laboratorium, remaja ini menunjukkan adanya dua lonjakan gelombang di otak yang tidak biasa. Saat ditelusur, remaja ini pernah selfie dengan ponsel pintarnya.
Baca juga: Tanpa Helm dan Rompi, Ini Risiko Selfie di Terowongan MRT
Saat selfie, ia menggunakan flash dan modus red-eye reduction dalam ruangan yang agak gelap. Modus tersebut melibatkan kilatan berulang sebelum pengambilan gambar, untuk menghindari bintik merah di bagian mata.
Dokter menyimpulkan, remaja ini mengalami photosensitivity response. Ini adalah hal yang sudah diketahui dengan baik, meski hanya menyerang sebagian kecil pengidap epilepsi. Tahun 1997, kasus serangan kejang serupa pernah dilaporkan di Jepang, menyerang pasien yang sedang menonton serial TV Pokemon.
Baca juga: Biarpun Narsis, Tetapi Riset Buktikan Selfie Baik bagi Kesehatan Mental
(up/up)
Bagi remaja asal Kanada ini, selfie cantik bisa memicu gelombang otak yang tidak diharapkan. Efeknya, ia akan mengalami serangan kejang-kejang. Kasusnya dilaporkan di jurnal ilmiah Seizure.
Adanya gelombang otak yang tidak normal ketika selfie, terkonfirmasi melalui pemeriksaan electroencephalogram (EEG). Remaja yang tidak disebut namanya ini sampai harus menjalani pemindaian selama tiga hari di laboratorium.
Baca juga: Tanpa Helm dan Rompi, Ini Risiko Selfie di Terowongan MRT
Saat selfie, ia menggunakan flash dan modus red-eye reduction dalam ruangan yang agak gelap. Modus tersebut melibatkan kilatan berulang sebelum pengambilan gambar, untuk menghindari bintik merah di bagian mata.
Dokter menyimpulkan, remaja ini mengalami photosensitivity response. Ini adalah hal yang sudah diketahui dengan baik, meski hanya menyerang sebagian kecil pengidap epilepsi. Tahun 1997, kasus serangan kejang serupa pernah dilaporkan di Jepang, menyerang pasien yang sedang menonton serial TV Pokemon.
Baca juga: Biarpun Narsis, Tetapi Riset Buktikan Selfie Baik bagi Kesehatan Mental
(up/up)