Petugas di pintu masuk selalu sigap untuk menemukan pemudik yang tengah hamil kemudian diantarkan menuju pos kesehatan untuk melakukan pemeriksaan.
"Kita harus pikirkan juga kalau tiba-tiba melahirkan di kereta api bagaimana? Enggak bisa berhenti sembarangan kan. Enggak mungkin kereta apinya stop stop ada yang mau melahirkan. Enggak mungkin begitu," ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Prof Dr dr Nila Moeloek, SpM(K) dalam kunjungannya ke pos kesehatan di Stasiun Pasar Senen, Selasa (20/6/207).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Saran Dokter Untuk Ibu Hamil yang Mau Mudik
Jika memang ada ibu hamil dengan usia kehamilan seperti yang disebut di atas, maka dianjurkan untuk memiliki surat pernyataan dari dokter atau bidan yang menanganinya. Jika ada, maka diizinkan untuk melanjutkan perjalanan mudik ke tempat tujuannya.
"Jika tidak ada surat pernyataan maka dibawa ke sini (pos kesehatan), jika ada keluhan maka ibunya tidak bisa melanjutkan perjalanan. Uangnya bisa dikembalikan 100%," tuturnya.
Pemeriksaan pada ibu hamil meliputi periksa tekanan darah, dan Riski menganjurkan untuk membawa buku catatan kehamilan agar petugas medis mengetahui riwayat kehamilannya.
"Kalau riwayat pemeriksaannya bagus ya cukup ditensi saja, kalau enggak bagus atau ada indikasi lain mungkin kita lakukan pemeriksaan fisik lainnya," ujarnya.
Dengan adanya program ini disebut sangat membantu petugas dalam berkordinasi untuk mengetahui di kereta mana saja terdapat ibu hamil. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, petugas dapat bergerak cepat untuk membantu ibu hamil selama di perjalanan.
Terakhir, Riski menyarankan untuk tidak membiarkan ibu hamil melakukan perjalanan mudik sendiri. "Setidaknya ada temannya, biar kalau ada apa-apa bisa ditangani," pungkasnya.
Baca juga: Pesan Menkes untuk Pemudik Kereta Api, Jaga Kesehatan dan Jangan Maksa
Bagaimana mempersiapkan mudik agar tetap sehat di manapun? Simak video Bincang Sehat berikut ini:
(wdw/fds)











































