Penyakit ini biasanya sulit dideteksi karena gejalanya biasa terjadi di kehidupan sehari-hari. Misal tiba-tiba seseorang mengalami penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan alasannya, kemudian ia didiagnosis diabetes.
detikHealth merangkum beberapa tanda yang bisa jadi termasuk gejala dari diabetes mellitus.
1. Lebih cepat haus
|
Salah satu gejala diabetes adalah cepat merasa haus. Foto: thinkstock
|
"Jumlah air di tubuh Anda akan turun, dan Anda akan menjadi haus," kata dr David A. Finken, MD dari University of Nebraska Medical Center di Omaha, Amerika Serikat.
2. Berat badan turun dengan cepat
|
Penurunan berat badan juga bisa jadi gejala diabetes. Foto: Thinkstock
|
"Insulin disebut hormon anabolik yang biasanya mempromosikan penyimpanan lemak dan pertumbuhan otot. Tanpa insulin, ada peningkatan lemak dan otot. Jumlah berat badan yang hilang bervariasi dari orang ke orang, bisa dari 10-30 kilogram," jelas seorang dokter di Joslin Diabetes Center di Boston, dr Kavita Seetharaman, MD.
3. Mudah lelah
|
Hati-hati bila mudah merasa lelah, mungkin itu gejala diabetes. Foto: thinkstock
|
Kelelahan itu mungkin berasal dari dehidrasi dan penurunan berat badan, atau karena kekurangan energi dari sel tubuh yang mengakibatkan tidak berfungsi secara normal.
4. Urine berbau manis
|
Perhatikan, urine Anda berbau manis atau tidak? Foto: ilustrasi/thinkstock
|
Jika keton terbentuk di dalam darah, darah bisa menjadi terlalu asam. Ini disebut ketoasidosis diabetes, dan bisa mengancam nyawa apabila tidak ditangani dengan cepat.
5. Sakit perut
|
Sakit perut juga merupakan salah satu gejala diabetes. Foto: thinkstock
|
Biasanya ketoasidosis diabetes terjadi setelah didiagnosis penyakit diabetes.
6. Pandangan mulai kabur
|
Gejala diabetes lainnya adalah pandangan mulai terlihat kabur. Foto: Thinkstock
|
Untungnya, ini bisa membaik setelah kadar gula darah terkendali. "Perlu waktu hingga enam minggu untuk pergi (pandangan yang kabur), penglihatan Anda menjadi normal," kata spesialis endokrinologi dari University of Miami Miller School of Medicine, dr Carlos Blaschke, MD.
Halaman 2 dari 7











































