Diutarakan oleh dr Boedi Swidarmoko, SpP(K), spesialis paru dari Mayapada Hospital, langkah awal yang perlu dilakukan ketika batuk-batuk akibat abu vulkanik tentunya dengan mengevakuasi dan memakai alat pelindungan diri kemudian memberikan obat yang tepat pada pasien.
"Kalau batuknya belum berdahak kita berikan obat penekan batuk yang disebut sebagai antitusif. Tapi kalau batuknya sudah berdahak maka kita berikan obat batuk yang bersifat ekspektoran jadi mengeluarkan dahaknya. Syukur-syukur debu vulkanik yang diliputi dahak tadi bisa ikut keluar," ucap dr Boedi kepada detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Istilah awamnya itu cuci saluran napas. Jadi saluran napasnya dibersihkan dengan bronkoskopi," tutur dr Boedi.
Baca juga: Begini Cara Mencegah Abu Vulkanik Akibat Erupsi Gunung Agung Masuk ke dalam Tubuh
Kemudian dr Boedi menganjurkan pula untuk memperhatikan asupan air minum. Sebaiknya, kata dr Boedi, minum air putih atau minum air mineral sebanyak mungkin minimal 2 liter dalam sehari.
"Minum air, tentunya dengan air mineral, air putih bisa kita pergunakan sebagai pertolongan awal kita berikan sebanyak mungkin 2 liter satu hari itu ya minimal," pesan dr Boedi.
dr Boedi menambahkan, agar batuk yang dialami tidak semakin parah maka patut menghindari kontak dengan orang-orang yang memiliki penyakit saluran napas.
"Pada keadaan dia batuk maka kita harus menghindari kontak dengan orang-orang yang memiliki penyakit saluran napas, batuk, pilek. Karena kalau tidak akan terjadi infeksi sekunder," tegas dr Boedi.
Baca juga: Erupsi Gunung Agung, IDI: Tenaga Dokter Siap Bantu Bali
(hrn/up)











































