Nah, kelambu ini ternyata bisa mencegah masyarakat terkena malaria, khususnya di daerah endemis tinggi seperti Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kementerian Kesehatan RI, dr Elizabeth Jane Soepardi, MPH, Dsc menyebutkan ada 27,6 juta kelambu sudah didistribusikan ke berbagai wilayah endemis malaria.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama 3 tahun itu (kelambu) masih mempan. Ini membunuh nyamuk, tapi tidak membunuh orangnya," lanjut dr Jane.
Selain dengan kelambu, upaya lain untuk mengeliminasi penyakit ini adalah dengan penyemprotan dinding rumah dan menemukan kasus malaria dengan cepaf, seperti melakukan skrining darah.
Menurut Achmat Marzuki perwakilan Bela Kampung sekaligus sekretaris Kampung Macuan SP 5, Distrik Masni, Kabupaten Manokwari, dengan menggunakan kelambu ini, kasus malaria di kampungnya sudah menurun cukup signifikan.
"Susah menyadarkan dua ribu orang lebih. Tapi hampir semua mau (menggunakan kelambu). Ada 8 orang saja yang tidak mau dengan alasan mendasar. Karena tidak bisa benar-benar tidak bisa tidur di kelambu," katanya.











































