Sophia Savillaga, remaja berusia 16 tahun itu mengaku sudah terbiasa dengan kondisinya itu dan menjalani kehidupannya seperti biasa, seperti pergi ke sekolah dan bermain dengan teman-temannya.
"Aku sudah terbiasa. Tapi aku khawatir itu akan menjadi lebih buruk," ujarnya dikutip dari The Sun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ini bermula ketika Sophia dilahirkan dengan mata kiri yang berdarah. Beranjak pada usia tujuh tahun, matanya mulai membengkak. Ia pun perlahan kehilangan penglihatan ketika tumor itu membesar dan melebar.
"Dia selalu mengeluh bahwa matanya sakit," tutur sang ibu, Erlinda.
Sophia dengan ibunya. Foto: YouTube |
Empat tahun lalu, Sophia dibawa ke dokter namun dokter mengatakan bahwa tumor itu tidak bisa disembuhkan. Ia pun dirujuk ke dokter spesialis untuk dilakukan biopsi.
Sayangnya, sejak ayahnya meninggal, Sophia tidak pernah lagi melakukan pengobatan karena tidak mampu membayar biaya perawatannya hingga tumor di matanya tumbuh lebih besar dari bola tenis.
"Aku mencoba menyembunyikan mataku ketika aku bersama orang-orang," kata Sophia.
Tonton juga 'Tolong! Derita Bocah Almira karena Dua Tumornya':
(wdw/up)












































Sophia dengan ibunya. Foto: YouTube