Dr dr Em Yunir, SpPD-KEMD, dari Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) mengatakan puasa selama 14 jam memberikan perubahan pada sistem metabolisme tubuh, tak terkecuali pada pasien diabetes. Salah satunya adalah perubahan mekanisme pengaturan gula darah oleh tubuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada orang sehat, tubuh akan mengambil cadangan glikogen dari liver, yang dipecah menjadi gula darah, sehingga mampu bertahan sampai 14 jam," ungkap dr Yunir, dalam diskusi Diabetes dan Ramadan di D'Lab, Jl Riau, Gondangdia, Jakarta Pusat.
"Namun pada orang diabetes, cadangan glikogennya bisa tidak bagus, sehingga gula darah tidak bertambah tapi insulin tetap diproduksi, setelah lebih dari 6 jam jadi gulanya turun terus, nggak seimbang, drop, terjadilah hipoglikemia," terangnya lagi.
Hipoglikemia ditandai dengan badan yang menggigil dan gemetar, keluar keringat dingin, dan badan terasa lemas. Pada kondisi lanjut, hipoglikemia bisa menyebabkan kehilangan kesadaran hingga koma.
dr Yunir menambahkan bahwa satu lagi penyebab gula darah turun drastis adalah perubahan jadwal konsumsi obat yang tidak dikonsultasikan dengan dokter. Pada lansia pengidap diabetes yang berpuasa, hal ini bisa jadi fatal.
"Ada obat yang selama dia ada di dalam darah, gula akan turun terus. Ini kan berbahaya jika dikonsumsi saat sahur misalnya, jadi tidak ada energi. Sebaiknya jika memang ingin berpuasa, pasien diabetes cek ke dokter dulu untuk mengatur kembali jadwal minum obat atau suntik insulinnya," tandas dr Yunir.











































