Aman tidak sih mengonsumsi telur bentesan? Ahli pangan dari Universitas Sahid Jakarta, Prof dr Hardinsyah, MS menjelaskan sebaiknya tidak mengonsumsi telur yang sudah mengalami pecah cangkang atau keretakan, sebab kita tidak tahu apakah telah masuk patogen pada telur atau tidak karena kondisi cangkang yang terbuka.
"Tergantung seperti apa kan, kadang-kadang retak tapi selaput dalamnya belum sobek berarti belum masuk patogennya. Kan telur ada selaput putihnya, apakah belum berlubang kan kita kan enggak tau persis seperti apa," ujar Prof Hardinsyah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penampakan telur bentesan yang dijual dalam plastik. Foto: Erliana Riady |
Untuk kehati-hatian sebaiknya tidak digunakan. Sebenarnya ada yang masih bisa kan (dikonsumsi) enggak bisa dipukul rata,Prof dr Hardinsyah, MS - Ahli pangan dari Universitas Sahid Jakarta |
"Untuk kehati-hatian sebaiknya tidak digunakan. Sebenarnya ada yang masih bisa kan (dikonsumsi) enggak bisa dipukul rata."
Sementara itu, ahli gizi, Leona Victoria Djajadi, MND, juga menjelaskan hal senada. Menurutnya telur yang sudah retak atau memiliki cangkang yang pecah tidak dikonsumsi lagi.
"Bahaya dong, telur yang sudah retak cangkangnya karena eksposure ke patogen (bakteri dan kuman) sangat tinggi. Juga eksposure ke udara bebas dan matahari akan mempercepat pembusukan telur di dalamnya," jelas Victoria.
"Telur itu salah satu makanan yang high risk kalau mentah dan kemasukan patogen karena bakteri suka banget dengan telur (tinggi nutrisi, bersifat basah dan organik)," tambahnya.
Saksikan juga video 'Butuh Telur Ayam, Jakarta Menandatangani MoU dengan Blitar':
[Gambas:Video 20detik]












































Penampakan telur bentesan yang dijual dalam plastik. Foto: Erliana Riady