Pekerja Seks Rentan Alami Kekerasan Seksual

ADVERTISEMENT

Pekerja Seks Rentan Alami Kekerasan Seksual

Aisyah Kamaliah - detikHealth
Selasa, 04 Sep 2018 09:11 WIB
Pekerja seks rentan terhadap kekerasan seksual. Foto: Australia Plus ABC
Jakarta - Protitusi memang keras dan kejam. Meski tampak polesan dan senyum dari luar, sejatinya banyak sekali hal yang terjadi di dalam dunia tersebut. Pelanggaran hak asasi manusia (HAM) sepertinya sudah makanan sehari-hari mereka, belum lagi soal kekerasan seksual yang juga rentan terjadi di kelompok tersebut.

Jackie Viemilawati, psikolog dari Yayasan Pulih beberapa waktu lalu menjelaskan, pada dasarnya bentuk kekerasan seksual ada begitu banyak. Apalagi dengan bayaran yang diberikan, pelanggan seakan diperbolehkan untuk melakukan apa saja meskipun di luar dari kesepakatan si pelanggan sehingga kekerasan jadi semakin dekat dengan mereka.

Lantas mengapa para pekerja seks sulit untuk terlepas dari dunia prostitusi meskipun risiko kekerasan yang mereka alami sangat tinggi?

"Karena option yang mereka punya tidak banyak, terbatas, jadi pengalaman buruk atau apapun itu seems bearable (dapat ditahan). Itu masih dijadikan pilihan jalan keluar masalah ekonomi lah, apapun, sehingga mungkin kekerasan yang dialami atau perasaan kotor masih mereka cukup tangani ketimbang jika mereka tidak lakukan (pekerjaanya) mereka tidak ada pilihan lain. Apalagi kalau sejarah mereka tercemplung di sana karena violance," ujarnya.

Berdasarkan data dari Komisi Nasional Perempuan (Komnas Perempuan), kekerasan di ranah publik mencapai angka 3.528 kasus (26%), di mana kekerasan seksual menempati peringkat pertama sebanyak 2.670 kasus (76%), diikuti berturut-turut: kekerasan fisik 466 kasus (13%), kekerasan psikis 198 kasus (6%), dan kategori khusus yakni trafficking 191 kasus (5%), dan kasus pekerja migran 3 kasus.

Data Komnas Perempuan pada 2015 menunjukan setiap dua jam sekali, tiga perempuan Indonesia menjadi korban kekerasan seksual.



Budi Wahyuni, Wakil Ketua Komnas Perempuan, sebelumnya berpendapat bahwa prostitusi merupakan dunia yang keras. Prostitusi penuh dengan ancaman mengalami kekerasan baik dari segi seksual maupun fisik dan psikis.

"Sebenarnya prostitusi itu sudah penuh pemaksaan," ujarnya saat dihubungi melalui saluran telepon.

"Dari segi pekerjaannya sendiri sudah penuh kekerasan. Dunia prostitusi itu kan dunia kekerasan, belum nanti berelasi dengan masyarakat yang terstigma, berelasi dengan tamunya, belum nanti dengan mucikarinya, belum dengan lingkungan sekitar sering nyariin pungli-punglinya itu. Tapi kalau kekerasan seksualnya jelas, di dunia prostitusi itu sudah mengandungi kekerasan," jelasnya.

Kekerasan seksual juga semakin menghantui mengingat tidak semua muncikari mau menjamin perlindungan para pekerja seksnya. Jangankan bel untuk alarm tanda bahaya di ruangan, untuk penyediaan kondom pun kadang tidak ada.



"Ancamannya baik dari penyakit, peluang kehamilan, sampai kerusakan organ reproduksi. Bukan sampai pada HIV/AIDS saja, tapi kerusakan yang disebabkan oleh infeksi saluran reproduksi bisa berakibat pada kemandulan. Kekerasan-kekerasan yang lain itu, misalnya, tidak terpuaskan relasinya. Ini sangat powerless, sehingga dia sangat mudah mendapatkan perlakuan kekerasan."

Komnas Perempuan sendiri telah melakukan pemantauan selama 15 tahun (1998-2013) mengenai jenis kekerasan seksual. Di sini pun disebutkan 15 bukanlah angka final dan punya kemungkinan untuk berkembang karena keterbatasan informasi.

Kelima belas di antaranya sebagai berikut:

1. Perkosaan;
2. Intimidasi Seksual termasuk Ancaman atau Percobaan Perkosaan;
3. Pelecehan Seksual;
4. Eksploitasi Seksual;
5. Perdagangan Perempuan untuk Tujuan Seksual;
6. Prostitusi Paksa;
7. Perbudakan Seksual;

Hal lainnya termasuk Pemaksaan perkawinan, termasuk cerai gantung; Pemaksaan Kehamilan; Pemaksaan Aborsi; Pemaksaan kontrasepsi dan sterilisasi; Penyiksaan Seksual; Penghukuman tidak manusiawi dan bernuansa seksual; Praktik tradisi bernuansa seksual yang membahayakan atau mendiskriminasi perempuan; serta Kontrol seksual, termasuk lewat aturan diskriminatif beralasan moralitas dan agama.



Saksikan juga video 'Lagi! Pelecehan Seksual Terjadi, Kali Ini di Gang Sempit Cipinang':

[Gambas:Video 20detik]


Pekerja Seks Rentan Alami Kekerasan Seksual
(ask/up)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT