Adanya keinginan untuk menguak kembali momen lampau berhasil menggucang emosi netizen. Tidak jarang rasa 'baper' alias bawa perasaan timbul akibat mengenang momen-momen masa lalu yang pernah diabadikan.
Baca juga: Kisah Tragis Path, Melesat Cepat Lalu Tamat |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ingatkan diri kita bahwa memori yang ada di path itu terjadi di masa lalu," ujarnya, kepada detikHealth, Selasa (18/09/2018).
"Kita sudah berhasil melewati semua kejadian itu dan hidup di masa sekarang," tambahnya.
Selain itu, Linda menjelaskan bahwa Path memanglah sarana untuk mengabadikan momen-momen. Namun, bukan berarti jika Path ditutup maka kenangan yang sudah terjadi pun akan ikut hilang.
"Path adalah sebuah sarana bagi kita untuk mencatat kejadian penting dalam hidup kita. Saat Path tidak ada, memori tersebut tetap ada, baik itu memori yang manis, tidak manis, atau apapun itu," tutupnya
Sedangkan menurut psikiater dari RS Jiwa Dharmawangsa, dr Tun Kurniasih Bastaman, SpKJ(K), agar tidak terlalu sedih kehilangan media sosial Path, yaitu dengan membuat alternatif pelampiasan.
"Supaya tidak baper, individu tersebut harus memiliki banyak alternatif seperti hubungan sosial nyata. Contohnya keluarga, teman sekolah atau kerja yang dapat menggantikan dunia maya," jelasnya.











































