"Jadi kan misal hari ini kita ambil darah, malamnya kita udah tahu sipa yang terinfeksi lalu kita cek di komputer untuk menemukan datanya misal si A yang tinggal di X, golongan darahnya apa, lalu kita telepon," ujarnya saat ditemui pada acara Seminar Kesehatan PMI di Kantor Walikota Jakarta Timur, baru-baru ini.
Saat dilakukan uji screening, pihak PMI sudah mengetahui jenis virus yang berada dalam darah donor. Namun, hal tersebut tidak langsung diberitahukan karena harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut.
"Jadi via telepon ini kita cuman memberi tahu bahwa ada masalah pada darah pendonor. Untuk jenis virusnya, sebenarnya dari PMI sudah langsung mengetahui donor terkena infeksi virus jenis apa, namun tidak diberitahukan," tambahnya.
Menurut dr Salimar, seringkali donor yang tidak menanggapi panggilan dari PMI, merasa marah dan tidak terima pada saat mendapat telepon mengenai indikasi virus yang terdapat dalam darah mereka.
Lebih lanjut, dr Salimar memberitahukan bahwa ketika mereka ingin melakukan pemeriksaan lebih lanjut, pihak PMI akan melakukan konseling dan pendampingan agar donor tidak merasa putus asa dan stres.
"Jika mereka bersedia untuk datang dan diperiksa, kita punya tim khusus namanya seksi konfirmasi donor untuk konseling. Kalau dia mau berobat maka akan didampingi oleh LSM untuk membawa dia ke tempat pengobatan," tutupnya.
Simak Juga 'Virus HIV Bisa Dihambat Sama Obat ARV':
(up/up)