Boccia memang masih awam bagi masyarakat Indonesia pada umumnya. Namun dunia internasional suadh mengenalnya sebagai ajang kompetitif, maupun sarana latihan bagi penyandang cerebral palsy. Dilansir dari National Center for Biotechnology Information (NCBI), melempar bola boccia membutuhkan koordinasi torso dan tubuh bagian atas.
Dalam riset yang dilakukan PC Huang pada 2014, penyandang cerebral palsy memang melempar bola dengan cara yang sedikit berbeda. Mereka juga tidak memberi hasil sebaik kelompok non cerebral palsy. Penyandang cerebral palsy mengandalkan gerakan kepala dan bahu untuk melempar bola, dengan kemampuan tubuh bagian atas yang terbatas. Hal ini berkebalikan dengan kelompok non cerebral palsy, yang mengandalkan tubuh bagian atas dengan gerakan siku lebih besar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun secara umum, penyandang cerebral palsy tidak menemui kesulitan dalam menerapkan aturan main boccia. Hasil riset juga menyatakan perbedaan akurasi yang tidak signifikan antara kelompok dengan dan tanpa cerebral palsy. Artinya, penyandang cerebral palsy mampu mengenai bola sasaran dengan tepat. Dalam kompetisi, bola sasaran berwarna putih yang disebut jack. Sementara bola sasaran berwarna merah dan biru yang dilempar sesuai tipe permainan.
Situs Cerebral Palsy Alliance menyatakan telah menerapkan boccia bagi anggotanya. Olahraga ini tak hanya menjadi sarana latihan koordinasi gerakan dan otot tubuh, namun juga sosialisasi bagi penyandang cerebral palsy. Latihan boccia diharapkan bisa meningkatkan kualitas hidup dan minat para anggotanya.











































