Dikutip dari BBC, Facebook sebagai contoh memiliki sekitar 7.500 moderator yang bekerja 24 jam menyaring konten. Mereka secara reguler menyaring gambar-gambar atau video tidak senonoh seperti tenang pemerkosaan, pemenggalan, penyiksaan, hingga fetish seks aneh.
Terkait hal tersebut seorang moderator untuk Facebook, Selena Scola, dikabarkan menuntut perusahaan tempatnya bekerja karena merasa jadi sakit jiwa. Menurut Selena ia menderita gangguan stres pasca trauma (PTSD) akibat terlalu sering melihat konten tidak pantas selama bekerja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Profesor Sarah Roberts dari University of California berkomentar bahwa hal seperti yang dialami Selena perlahan bisa menjadi masalah isu kesehatan global. Ini karena seiring perkembangan internet kebutuhan tugas dari seorang moderator akan menjadi semakin penting.
"Belum ada studi yang melihat dampak jangka panjang dari lini pekerjaan ini," kata Prof Sarah.
"Tidak ada dukungan jangka panjang untuk para moderator ketika memutuskan berhenti bekerja. Mereka dianggap bisa begitu saja berbaur kembali ke masyarakat," lanjutnya.
Facebook sendiri dalam unggahannya memang mengakui bahwa posisi moderator tidak bisa diisi sembarangan orang. Setidaknya seorang calon moderator harus melalui pelatihan minimum 80 jam ditemani seorang instruktur menggunakan sistem replika.
Facebook juga diketahui mempekerjakan empat psikolog klinis yang bisa melayani kebutuhan kesehatan mental para moderator.
Tonton juga 'RSJ Grogol Beri Segudang Pelatihan buat Memasyarakatkan Pasien':
(fds/up)











































