Stan Lee Meninggal, Ini Kemungkinan Penyakit yang Menyerang di Usia 95 Tahun

Stan Lee Meninggal, Ini Kemungkinan Penyakit yang Menyerang di Usia 95 Tahun

Widiya Wiyanti - detikHealth
Selasa, 13 Nov 2018 08:07 WIB
Stan Lee Meninggal, Ini Kemungkinan Penyakit yang Menyerang di Usia 95 Tahun
Stan Lee meninggal di usia 95 tahun. Foto: Rich Polk/Getty Images for IMDb
Jakarta - Stan Lee, sang penulis buku komik legendaris Marvel meninggal dunia pada Senin (12/11) kemarin waktu setempat. Lee meninggal dunia pada usia 95 tahun di Cerdars Sinai Medical Center di Los Angeles.

Usia 95 tahun bukan lah usia yang muda lagi, dibutuhkan perhatian lebih pada kesehatan, terutama pada asupan nutrisinya. Gaya hidup sehat salah satu cara mencapai usia 90-an.

Hingga kini belum diketahui apa penyebab Lee meninggal dunia. Namun di usia senja seperti itu, ada beberapa penyakit yang bisa menyerang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



detikHealth rangkum dari beberapa sumber, ini kemungkinan penyakit yang menyerang lansia.

Penyakit jantung

Foto: ilustrasi/thinkstock
Penyakit ini sangat umum mengintai orang pada usia senja di atas 65 tahun. Menurut Federal Interagency Forum tentang Statistik yang Terkait dengan Penuaan, sebagai kondisi yang cukup kronis, penyakit jantung memengaruhi 37 persen pria dan 26 persen wanita berusia lebih dari 65 tahun.

Seiring bertambahnya usia, mereka semakin besar dengan faktor risiko, seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, kedua hal tersebut juga berkaitan dengan meningkatnya kemungkinan terkena stroke atau penyakit jantung.

Gangguan sistem pernapasan

Foto: Thinkstock
Penyakit yang menyerang sistem pernapasan seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan penyebab kematian paling umum ketiga pada orang berusia lebih dari 65 tahun.

Di antara orang-orang berusia lebih dari 65 tahun, sekitar 10 persen pria dan 13 persen wanita hidup dengan asma, sementara 10 persen pria dan 11 persen wanita hidup dengan bronkitis kronis atau emfisema.

Osteoporosis

Foto: iStock
Benar adanya bila osteoporosis selalu menjadi pengintai lansia. Parahnya, osteoporosis bisa berperan pada ketidakleluasaan gerak atau bahkan memicu cacat jika terjatuh atau mengalami patah tulang.

Yayasan Osteoporosis Nasional di Amerika memperkirakan bahwa 54 juta orang di atas usia 50 tahun dipengaruhi oleh massa tulang yang rendah atau osteoporosis. Terlebih lagi, mereka memperkirakan bahwa pada tahun 2020 jumlah itu akan meningkat menjadi 64,4 juta.

Arthritis

Foto: thinkstock
Selain osteoporosis, lansia juga rentan terhadap arthritis atau peradangan sendi. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Inggris (CDC) memperkirakan bahwa arthritis mepengaruhi 49,7 persen dari semua orang dewasa di atas 65 tahun dan dapat menyebabkan rasa sakit dan kualitas hidup menurun.

Jika sudah merasa adanya tanda-tanda radang sendi, sebaiknya lebih sering untuk menjalani perawatan untuk menjaga kesehatan di usia senja.

Diabetes

Foto: shutterstock
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Inggris (CDC) memperkirakan bahwa 25 persen orang berusia lebih dari 65 tahun hidup dengan diabetes. Diabetes dapat diidentifikasi dan ditangani secara dini dengan tes darah sederhana untuk kadar gula darah.

Semakin cepat kita mengetahui bahwa ada risiko terkena diabetes, semakin cepat kita dapat mulai membuat perubahan untuk mengendalikan penyakit dan meningkatkan prospek kesehatan jangka panjang.

Halaman 2 dari 6
Penyakit ini sangat umum mengintai orang pada usia senja di atas 65 tahun. Menurut Federal Interagency Forum tentang Statistik yang Terkait dengan Penuaan, sebagai kondisi yang cukup kronis, penyakit jantung memengaruhi 37 persen pria dan 26 persen wanita berusia lebih dari 65 tahun.

Seiring bertambahnya usia, mereka semakin besar dengan faktor risiko, seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi, kedua hal tersebut juga berkaitan dengan meningkatnya kemungkinan terkena stroke atau penyakit jantung.

Penyakit yang menyerang sistem pernapasan seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan penyebab kematian paling umum ketiga pada orang berusia lebih dari 65 tahun.

Di antara orang-orang berusia lebih dari 65 tahun, sekitar 10 persen pria dan 13 persen wanita hidup dengan asma, sementara 10 persen pria dan 11 persen wanita hidup dengan bronkitis kronis atau emfisema.

Benar adanya bila osteoporosis selalu menjadi pengintai lansia. Parahnya, osteoporosis bisa berperan pada ketidakleluasaan gerak atau bahkan memicu cacat jika terjatuh atau mengalami patah tulang.

Yayasan Osteoporosis Nasional di Amerika memperkirakan bahwa 54 juta orang di atas usia 50 tahun dipengaruhi oleh massa tulang yang rendah atau osteoporosis. Terlebih lagi, mereka memperkirakan bahwa pada tahun 2020 jumlah itu akan meningkat menjadi 64,4 juta.

Selain osteoporosis, lansia juga rentan terhadap arthritis atau peradangan sendi. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Inggris (CDC) memperkirakan bahwa arthritis mepengaruhi 49,7 persen dari semua orang dewasa di atas 65 tahun dan dapat menyebabkan rasa sakit dan kualitas hidup menurun.

Jika sudah merasa adanya tanda-tanda radang sendi, sebaiknya lebih sering untuk menjalani perawatan untuk menjaga kesehatan di usia senja.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Inggris (CDC) memperkirakan bahwa 25 persen orang berusia lebih dari 65 tahun hidup dengan diabetes. Diabetes dapat diidentifikasi dan ditangani secara dini dengan tes darah sederhana untuk kadar gula darah.

Semakin cepat kita mengetahui bahwa ada risiko terkena diabetes, semakin cepat kita dapat mulai membuat perubahan untuk mengendalikan penyakit dan meningkatkan prospek kesehatan jangka panjang.

(wdw/up)

Berita Terkait