Dihubungi detikHealth, dr Helena Suryadi, MS, Wakil Kepala Laboratorium DNA Forensik Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, menjelaskan bahwa tes DNA biasanya dilakukan untuk menemukan bukti pewarisan genetik. Tes ini dilakukan dengan membandingkan pola DNA anak dengan terduga ayah.
Dalam tes tersebut, sampel DNA diambil dari darah atau usapan selaput lendir pada bibir bagian dalam (buccal swab). Di dalamnya terdapat lebih dari 20 marka autosom yang bisa dibandingkan pola pewarisannya.
"Kalau masing-masing cocok, maka 99,999 persen adalah anak biologis," kata dr Helena, Selasa (6/3/2019).
Dalam tes DNA atau disebut juga tes paternitas ini, hasil yang didapatkan hanyalah 'cocok' atau 'tidak cocok'. Tidak ada area abu-abu sehingga akurasinya bisa dibilang sangat tinggi.
"Kalau ada 3 saja yang tidak cocok, sudah bukan anak biologis," lanjutnya.
Simak kegaduhan soal tes DNA Denny Sumargo dalam video berikut:
