Sabtu, 23 Mar 2019 09:02 WIB
Lapar Jadi Galak
Kata Para Ahli Soal 'Lapar Galak', Penyebab Tukang Pecel Lele Digebuki

Topik Hangat
Lapar Jadi Galak
Jakarta - Fenomena 'lapar galak' sepertinya benar-benar nyata adanya. Seperti penjual pecel lele di Bekasi, Achmad Zunaidi, dipukuli pelanggan karena terlalu lama memasak dan menyiapkan pesanan.
Menanggapi hal tersebut, dokter konsultan kesehatan saluran cerna dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH mengatakan perlakuan tersebut berlebihan. Ia sangsi bahwa emosi pelanggan itu disebabkan oleh rasa laparnya.
"Pertama itu kan di pinggir jalan, situasi dan kondisi juga berpengaruh. Emosi itu muncul bukan hanya karena lapar, tapi bisa saja karena tidak diprioritaskan atau diselak," ujarnya kepada detikHealth, Jumat (22/3/2019).
"Atau punya permasalahan lambung, lapar jadi gelisah sudah nggak mungkin menahan lagi. Suatu ketidaknyamanan itu bisa memicu emosi," lanjutnya.
Dihubungi dalam kesempatan berbeda, psikolog klinis dari Personal Growth Linda Setiawati, MPsi, Psikolog tidak membenarkan aksi pelanggan tersebut dengan alasan apapun. Kekerasan dan aksi menyakiti orang lain pun tidak akan menyelesaikan masalah yang ada.
"Jika pelaku merasa tukang jualan bersalah karena lama memproses makanannya, maka mereka bisa berusaha menggunakan cara lain untuk menyelesaikan masalah tersebut, misalnya dengan bertanya atau mendiskusikannya dengan penjual," jelas Linda.
Linda menambahkan, pelanggan tidak perlu melakukan tindak kekerasan saat pesanannya lama dibuat, mereka bisa saja memutuskan untuk membatalkan pesanan tanpa harus menunjukkan rasa marah yang berlebihan.
Tonton juga video Geng Motor Rampok Pedagang Pecel Lele di Pejaten, Laptop Raib!:
(wdw/up)
Menanggapi hal tersebut, dokter konsultan kesehatan saluran cerna dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH mengatakan perlakuan tersebut berlebihan. Ia sangsi bahwa emosi pelanggan itu disebabkan oleh rasa laparnya.
"Pertama itu kan di pinggir jalan, situasi dan kondisi juga berpengaruh. Emosi itu muncul bukan hanya karena lapar, tapi bisa saja karena tidak diprioritaskan atau diselak," ujarnya kepada detikHealth, Jumat (22/3/2019).
Dihubungi dalam kesempatan berbeda, psikolog klinis dari Personal Growth Linda Setiawati, MPsi, Psikolog tidak membenarkan aksi pelanggan tersebut dengan alasan apapun. Kekerasan dan aksi menyakiti orang lain pun tidak akan menyelesaikan masalah yang ada.
"Jika pelaku merasa tukang jualan bersalah karena lama memproses makanannya, maka mereka bisa berusaha menggunakan cara lain untuk menyelesaikan masalah tersebut, misalnya dengan bertanya atau mendiskusikannya dengan penjual," jelas Linda.
Linda menambahkan, pelanggan tidak perlu melakukan tindak kekerasan saat pesanannya lama dibuat, mereka bisa saja memutuskan untuk membatalkan pesanan tanpa harus menunjukkan rasa marah yang berlebihan.
Tonton juga video Geng Motor Rampok Pedagang Pecel Lele di Pejaten, Laptop Raib!:
(wdw/up)
Topik Hangat
Lapar Jadi Galak