Baru Balik dari Singapura Terus Demam, Cacar Monyet Bukan Ya?

Baru Balik dari Singapura Terus Demam, Cacar Monyet Bukan Ya?

Rosmha Widiyani - detikHealth
Senin, 13 Mei 2019 16:11 WIB
Baru Balik dari Singapura Terus Demam, Cacar Monyet Bukan Ya?
Satu kasus cacar monyet atau monkeypox ditemukan di Singapura (Masaul/detikTravel)
Jakarta - Penyakit cacar monyet atau monkeypox kini tengah ramai dibicarakan masyarakat. Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau telah menyiagakan alat pemindai suhu tubuh dengan penemuan penyakit ini di Singapura.

Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Anung Sugihantono, penemuan cacar monyet tak perlu menimbulkan kekhawatiran. Namun masyarakat tetap harus waspada terutama bila baru kembali dari Singapura.

"Perhatikan bila ada gejala penurunan kesehatan tubuh kurang dari 3 minggu setelah kepulangan. Saat memeriksakan diri, informasikan riwayat perjalanan pada petugas kesehatan," kata Anung pada detikHealth, Senin (13/5/2019).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Berikut gejala penurunan kesehatan tubuh yang sebaiknya diwaspadai.

1. Terjadi demam tinggi mendadak

2. Pembesaran kelenjar getah bening

3. Ditemukan ruam atau perubahan warna pada kulit.

Anung menyarankan warga yang mengalami gejala tersebut segera mendatangi fasilitas kesehatan untuk pemeriksaan dan tindakan lebih lanjut. Infeksi virus yang menyebabkan cacar monyet hanya bisa diketahui lewat pemeriksaan laboratorium.

Sebelumnya Kemenkes telah mengeluarkan imbauan kepada warga yang hendak bepergian ke Batam dan Singapura. Kemenkes mengingatkan warga supaya tetap kebersihan dan kesehatan selama bepergian. Warga juga harus menghidari kontak atau konsumsi hewan primata, terutama yang hidup liar. Kontak dengan material yang terinfeksi atau terkontaminasi virus juga sebaiknya dihindari.

(up/up)
Cacar Monyet di Singapura
20 Konten
Untuk pertama kalinya, kasus cacar monyet ditemukan di Singapura. Karena letak geografisnya berdekatan, Indonesia turut mewaspadai risiko penularan penyakit tersebut.

Berita Terkait