Menurut seorang karyawan di perusahaan swasta di Jakarta, Yadi (28), lelucon itu sering dilakukannya pada semasa di bangku SMA. Ia pernah menjadi pelaku sekaligus korbannya.
"Pernah, zaman gua SMA. Nggak ada rasanya, cuma geli doang. Nggak sakit, soalnya kan cuma bercanda, nggak serius jadi pelan-pelan," ujarnya kepada detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pernah, sakit-sakit enak lah. Paling 5 detik, selebihnya bercanda lagi," ungkapnya.
Kebanyakan orang yang melakukan prank itu hanya berdasarkan keisengan belaka. Padahal, menurut dokter spesialis penyakit dalam dr Etra Ariadno SpPD dari RSAL Dr Mintohardjo, aksi tersebut bisa berdampak pada saluran pencernaan bagian bawah, meliputi usus halus, usus besar, dubur, dan anus.
"Iya prank tersebut berisiko menimbulkan trauma pada saluran cerna bagian bawah khususnya anus," tegasnya.











































